Sejarah
Makalah Sejarah
Kemerdekaan Indonesia
Kata pengantar
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Alhamdulillah, Segala puji hanya
layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”SEJARAH KEMERDEKAAN INDONESIA”.
Dalam penyusunannya, kami
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, teman kelompok dan
guru pembimbing yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar.
Makalah yang kami buat ini
bertujuan agar pembaca mengetahui sejarah kemerdekaan indonesia. Dari tujuan
tersebut, kami berharap bahwa pembaca sadar akan sulitnya dalam meraih
kemerdekaan negara indonesia, oleh karena itu kita harus bekerja keras membawa
negara kita untuk semakin berkembang dan maju serta tidak terlalu berharap
dengan negara-negara lain.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
a.
BPUPKI
b.
PPKI
c.
Perbedaan Dan Kesepakatan yang Muncul dalam
sidang PPKI
B.
Peristiwa Terbentuknya Proklamasi Sampai
Terbentuknya NKRI
a.
Kekalahan Jepang dan Kekosongan Kekuasaan
b.
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c.
Peristiwa RengasDengklok
d.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
e.
Makna Proklamasi
f.
Dukungan daerah terhadap pembentukan negara dan
pemerintahan republik indonesia
BAB III PENUTUP
A. Penutup
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah panjang perjuangan bangsa
Indonesia telah mencapai puncaknya dengan pengucapan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia adalah
Negara yang baru lahir sehingga masih rentan dengan penjajahan bangsa asing
maupun pemberontakan bangsa sendiri. Agar kemerdekaan bangsa Indonesia bisa
bertahan, maka diperlukan suatu pemerintahan yang kokoh yang mencerminkan jiwa,
kepribadian bangsa Indonesia.
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Demikian bunyi alinea pertama
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Pernyataan itu merupakan reaksi terhadap
kenyataan bahwa selama berabad-abad bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa
asing, yang terakhir adalah pendudukan tentara Jepang. Selama berabad-abad itu
pula bangsa Indonesia melakukan perlawanan dan perjuangan yang gigih tiada
hentinya, untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Maka dengan proklamasi kemerdekaan
yang dinyatakan pada tanggal 17 Agustus 1945, terbentuklah Negara Indonesia.
Metamorfosis bentuk pemerintahan sejak Indonesia merdeka telah mencapai
paripurna yang ditetapkan bentuk Negara dan sistem pemerintahan Indonesia.
Mengacu pada UUD 1945, dapat diketahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik dengan kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD 1945. Hal ini sebagaimana tertera dalam UUD 1945 pasal
I ayat 1 dan 2.
B. Rumusan Masalah
a.
Bagaimana persiapan Negara Indonesia untuk
merdeka?
b.
Apa Saja peristiwa penting sekitar proklamasi
kemerdekaan indonesia?
C. Tujuan
a. Mengetahui
latar belakang persiapan kemerdekaan indonesia.
b. Mengetahui
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1944 Jepang terdesak
dalam Perang Asia Pasifik, sehingga untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar
mau membantu Jepang dalam Perang ini. Maka Perdana Menteri Jepang, Koiso
memberikan janji kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Untuk
merealisasikan janji tersebut, Maka di bentuklah BPUPKI (Badan Penyrlidik Usaha
– Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepangnya Dokoritzu
Djunbi Coosakai.
a. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia)
BPUPKI dibentuk pada tanggal 1
Maret 1945, Letnan Jendral Kumakici Harada selaku Panglima Perang, mengumumkan
pembentukan BPUPKI. Lalu pada tanggal 29 April 1945, BPUPKI resmi dibentuk,
sementara anggotanya di lantik pada tanggal 28 Mei 1945, dengan struktur
keanggotaan Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua, Soeroso dan Ichi Bangase
sebagai wakil. Jumlah anggota BPUPKI awalnya berjumlah 60 orang, lalu bertambah
lagi 6 orang sehingga jumlah keseluruhan anggotanya adalah 66 orang.
Ketua: Dr.Radjiman Wedyodningrat
Wakil: ichibangase dan Soeroso
Sekretaris: A.G Pringgodigdo
Anggota : 60 orang dan bertambah 6 orang
-Tugas BPUPKI : untuk menyelidiki dan merencanakan
pemerintah Indonesia yang akan menerima kemerdekaan dari jepang dan menyusun rancangan
UUD.
BPUPKI mengadakan siding sebanyak dua kali.
1. sidang pertama:
(29 Mei -1 Juni 1945 )
Hasil sidang pertama
konsep dasar
Negara atau yang biasa kita sebut sebagai Pancasila.
Dalam sidang ini
ada 3 tokoh yang menyampaikan konsep dasar Negara (Pancasila), yaitu :
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa
2. Kebangsaan
Persatuan Indonesia
3. Rasa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyaktan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mr. Supomo (31 Mei
1945)
Dengan bunyi
konsep Dasar Negara :
1.
Persatuan
2.
Kekeluargaan
3.
Keseimbangan lahir dan bathin
4.
Musyawarah
5.
Keadilan Rakyat
Soekarno (1 Juni 1945)
1.
Dengan bunyi konsep Dasar Negara :
2.
Kebangsaan Indonesia
3.
Internasionalisme atau peri kemanusiaan
4.
Mufakat atau Demokrasi
5.
Kesejahteraan Sosial
6.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Sebelum siding BPUPKI yang pertama
selesai, terjadi masa Reses (istirahat). Pada masa Reses ini terbentuklah
Panitaia Sembilan yang bertugas untuk membahas kembali Konsep Dasar Negara yg
di rumuskan pada saat siding Pertama BPUPKI untuk mencapai kesepakatan yang
menjadi Dasar Negara bagi Negara Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia
Sembilan mengadakan pertemuan di rumah Laksamana Maeda untuk membahas usul –
usul mengenai asas dasar yang telah dikemukakan pada saat siding pertama
BPUPKI.
Kesembilan anggota Panitia Sembilan adalah :
1.
Ir. Sukarno (Ketua)
2.
Drs. Moh. Hatta (Wakil)
3.
Mr. A.A Maramis
4.
Abikoesno Tjokrosoejoso
5.
Abdul Kahar Muadzakir
6.
Hadji Agoes Salim
7.
Mr. Achmad Soebardjo
8.
K.H Wachid Hasyim
9.
Mr. Muhammad Yamin
Hasil kerja panitia Sembilan di
sebut Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, yang di dalamnya terdapat rumusan
Pancasila. Yaitu :
1.
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
islam bagi pemeluk – pemeluknya.
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sidang kedua BPUPKI(10 – 17 Juli 1945):
Hasil dari sidang kedua ini adalah rancangan UUD 1945.
Selanjutnya, BPUPKI membentuk
Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 11 Juli
1945 Panitia Perang UUD dengan suara bulat menyetujui isi Pembukaan UUD yang
diambil dari Piagam Jakarta.
Paniti Perancang UUD kemudian
membentuk panitia kecil yang diketuai oleh
prof. Dr. Soepomo. Tugas panitia kecil perancang UUD adalah
menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan UUD yang telah disepakati . Dalam
kesempatan itu, dibentuk pula “Panitia Penghalus Bahasa” yang terdiri atas
Prof. Dr. Husein Djajadiningrat, Prof. Dr. Soepomo dan H. Agoes Salim.
b. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia)
Tanggal 7 agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah selesai
menyelesaikan tugasnya, dan digantikan dengan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepangnya, Dokoritzu Djunbi Inkai.
PPKI dibentuk atas usulan Jendral Terauchi. Keanggotaannya dilantik pada
tanggal 9 Agustus 1945 di Dallat, Vietnam Selatan oleh Jendral Terauchi, dengan
Ir. Sukarno sebagai Ketua, Drs. Moh. Hatta
sebagai wakil. Anggota PPKI awalnya berjumlah 21 orang, lalu, bertambah 6 orang
sehingga jumlah akhir anggota PPKI sebanyak 27 orang
Dibentuk: 7 agustus 1945 atas usulan Jendral terauchi.
keanggotaan dilantik: 9 Augustus 1945 di Dallat, Vietnam
Selatan oleh jendral Terauchi
Ketua: Ir.Sukarno
Wakil: Drs. moh hatta
anggota: 21 orang bertambah 6 orang.
Tugas PPKI : mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pemindahan kekuasaan dari jepang ke Indonesia dan menetapkan UUD 1945.
PPKI mengadakan sidang sebanyak dua
kali. Sidang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945. Hasilnya adalah sebagai
berikut
1.
Menetapkan UUD 1945
2.
Memilih Ir. Sukarno sebagai presiden dan Mr. Moh
Hatta sebagai wakil presiden
3.
Untuk sementara tugas presiden dibantu oleh
Komite Nasional sebelum terbentuknya MPR
Pada sidang ini, dilakukan
pengesahan dasar Negara yang sebelumnya dirumuskan oleh panitia Sembilan.
Pengesahan ini dilakukan dengan mencoret/mengganti bunyi sila pertama “ Dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya” menjadi “
Ketuhana yang maha esa”
Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang
keduanya yang menghasilkan dua buah keputusan, yaitu :
a.
Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan
pemerintahan yaitu, Kementrian Dalam Negeri, Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan,
Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Penerangan, Perhubungan,
dan Pekerjaan Umum.
b.
Membagi daerah Republik Indonesia dalam 8
provinsi, yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku,
Sulawesi, dan Kalimantan.
Dan pada akhirnya, PPKI mengadakan
sidangnya yang ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945 dan berhasil mengambil
keputusan untuk membentuk Komita Nasional Indonesia Pusat dan Daerah, Partai
Nasional Indonesia, serta Badan Keamanan Rakyat.
c. Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam
Sidang PPKI
Pada sidang pertama PPKI rancangan
UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali. Pada pembahasannya terdapat usul
perubahan yang dilontarkan kelompok Hatta. Mereka mengusulkan dua perubahan.
Pertama, berkaitan dengan sila
pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kedua, Bab II UUD Pasal 6 yang
semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia yang beragama Islam” diubah
menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”. Semua usulan itu diterima
peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan
kesatuan bangsa. Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI pada tanggal 17
Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia. UUD itu kemudian dikenal sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD
1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada
halaman 45–48.
Pembukaan (mukadimah) UUD 1945
terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila
sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
Pancasila
a.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c.
Persatuan Indonesia.
d.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
e.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal
aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan
Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan
penjelasan pasal demi pasal.
Susunan dan rumusan Pancasila yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perjanjian seluruh bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad
menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI SAMPAI TERBENTUKNYA NKRI
Proklamasi adalah pernyataan suatu
bangsa untuk bebas dari penjajajahan. Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa
itu setelah pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklasikan kemerdekaan. Sejak saat
itu Indonesia berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
a.
Kekalahan jepang dan kekosongan kekuasaan
Perang Dunia II terjadi setalah
Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Hancurnya Pearl
Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk mewujudkan citacitanya, yaitu
membentuk persekemakmuran Asia Timur
Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia
berhasil diduduki oleh Jepang. Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur Raya
berhasil diwujudkan, meskipun hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia
(Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942 dengan mendarat di
Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan daerah yang kaya akan
minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul kemudian Pontianak
29 Januari 1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942. Dalam
perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama setelah Amerika
Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan
Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita
kekalahan dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai
juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway
pada bulan Juni 1942. Kekalahan Jepang terhadap Sekutu, dengan ditanda
tanganinya perjanjian Post Dam, maka secara resmi Jepang menyerahkan kekuasaan
pada Sekutu. Dengan demikian di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.
Kesempatan ini oleh bangsa Indonesia dimanfaatkan untuk memproklamasikan
kemerdekaan.
Untuk mengakhiri peperangan ini,
maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom yang
pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, bom
atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja membawa
kerugian material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan banyaknya penduduk
yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah mempersulit kedudukan Kaisar
Hirohito, karena harus dapat menghentikan peperangan secepatnya guna
menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi. Hal ini berarti bahwa Jepang
harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat. Akhirnya Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
b.
Persiapan
kemerdekaan indonesia
Karena terjadi kekalahan Jepang
terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran seperti yang disebutkan diatas, maka
Jepang mulai ngobral janji. Janji itu dikenal dengan janji kemereekaan. Bila
bangsa Indonesia mau membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu, maka kelak
kemudian hari akan diberikan kemerdekaan. Untuk mengawalinya dibentuklah Badan
yang bertugas menyiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan yang
dijanjikan. Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang dlam perkembangannya
berubah menjadi PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang
menyerah kepada Sekutu tanpa syarat (unconditional surrender). Hal ini
diumumkan oleh Tenno Heika melalui radio. Kejadian itu jelas mengakibatkan
pemerintah Jepang tidak dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai
kemerdekaan Indonesia. Soal terus atau tidaknya usaha mengenai kemerdekaan
Indonesia tergantung sepenuhnya kepada para pemimpin bangsa Indonesia.
Sementara itu Sutan Sjahrir sebagai seorang yang mewakili pemuda merasa gelisah
karena telah mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan memutuskan
untuk menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta tanpa
harus menunggu janji Jepang. Itulah sebabnya ketika mendengar kepulangan
Sukarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia segera
datang ke rumah Hatta dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia, tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang. Hatta tidak dapat
memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah Sukarno. Namun Sukarno
belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno hanya bersedia
melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota
PPKI lain. Dengan demikian tidak menyimpang dari rencana sebelumnya yang telah
disetujui oleh pemerintah Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk
mengecek kebenaran berita kekalahan Jepang tersebut.
c.
Peristiwa rengasdengklok
Sikap Sukarno dan Hatta tersebut
memang cukup beralasan karena jika proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, maka
Negara Indonesia Merdeka ini harus dipertahankan pada Sekutu yang akan mendarat
di Indonesia dan sekaligus tentara Jepang yang ingin menjaga status quo sebelum
kedatangan Sekutu. Sjahrir kemudian pergi ke Menteng Raya (markas para pemuda)
bertemu dengan para pemuda seperti: Sukarni, BM Diah, Sayuti Melik dan
lain-lain.
Kelompok muda menghendaki agar
Sukarno-Hatta (golongan tua) segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Menurut golongan muda, tidak seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia
menunggu-nunggu berita resmi dari Pemerintah Pendudukan Jepang. Bangsa
Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya sendiri untuk menentukan strategi
mencapai kemerdekaan. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu
ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15
Agustus 1945, pukul 20.30. Hadir antara lain Chaerul Saleh, Djohar Nur,
Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan Alamsyah. Rapat itu dipimpin
oleh Chaerul Saleh dengan menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan
pemuda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat
Indonesia sendiri. Yang mendapat kepercayaan dari teman-temanya untuk menemui
Sukarno adalah Wikana dan Darwis.
Oleh Wikana dan Darwis, hasil
keputusan itu disampaikan kepada Sukarno jam 22.30 di kediamannya, Jalan
Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat itu Sukarno belum bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi perdebatan
sengit antara Sukarno dengan Wikana dan Darwis. Dalam perdebatan itu Wikana
menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno pada keesokan harinya.
Peristiwa ini menunjukkan adanya
ketegangan antara kelompok tua dengan kelompok muda yang memiliki sifat,
karakter, cara bergerak, dan dunianya sendiri-sendiri. Perbedaan pendapat itu
tidak hanya berhenti pada adu argumentasi, tetapi sudah mengarah pada tindakan
pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda itu kembali mengadakan
pertemuan dan membahas tindakan-tindakan yang akan dibuat sehubungan dengan
penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih dipimpin oleh Chaerul Saleh yang
tetap pada pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan dan itu harus
dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti yang direncanakan
oleh Jepang. Orang yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan itu adalah
Soekarno-Hatta. Karena mereka menolak usul pemuda itu, pemuda memutuskan untuk
membawa mereka ke luar kota yaitu Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni
15 km ke arah jalan raya Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika
Soekarno-Hatta masih berada di Jakarta maka kedua tokoh ini akan dipengaruhi
dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya untuk memproklamirkan kemerdekaan
ini dilakukan.
Pemilihan Rengasdengklok sebagai
tempat pengamanan Soekarno-Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara
anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
mereka mengadakan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok letaknya
terpencil. Dengan demikian akan dapat dilakukan deteksi dengan mudah terhadap
setiap gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, baik yang
datang dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah. Tujuan penculikan
kedua tokoh ini selain untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang, juga agar
keduanya mau segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala
ikatan dengan Jepang. Pada dasarnya Soekarno dan Hatta tidak mau ditekan oleh
anak-anak muda itu, sehingga mereka tidak mau memproklamirkan kemerdekaan.
Dalam suatu pembicaraan dengan Shodanco Singgih, Soekarno memang menyatakan
kesediannya untuk mengadakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta.
Melihat sikap Soekarno ini, maka para pemuda berdasarkan rapatnya yang terakhir
pada pukul 00.30 waktu Jawa jaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16 Agustus 1945
terdapat
keputusan akan menghadakan
penculikan terhadap Soekarno dan Hatta dalam rangka upaya pengamanan supaya
tidak terpengaruh dari segala siasat Jepang. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul
04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan (menurut golongan tua)
dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yang memulai peristiwa ini.
Ada yang mengatakan Sukarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke
Rengasdengklok. Menurut Soekarno Sjahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan
dirinya dengan Hoh. Hatta.
Walaupun sudah diamankan ke
Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap dengan pendiriannya. Sikap teguh
Soekarno-Hatta itu antara lain karena mereka belum percaya akan berita yang
diberikan oleh pemuda serta berita resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh.
Seorang utusan pemuda yang bernama Yusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk
melaporkan sikap Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk mengetahui persiapan
perebutan kekuasaan yang dipersiapkan pemuda di Jakarta.
Achmad Subardjo datang ke
Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan para pemuda bahwa proklamasi pasti akan
diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga pada tangal
16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta dibawa kembali ke Jakarta. Sementara
itu di Jakarta telah terjadi kesepakatan antara golongan tua, yakni Achmad
Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda untuk mengadakan proklamasi di
Jakarta.
Laksamana Muda Maeda bersedia
untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan
kesepakatan itu Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo yang diikuti oleh
sekretaris pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas dari rasa prihatin sebagai orang
Indonesia, sehingga terpanggil untuk menghusahakan agar proklamasi kemerdekaan
Indonesia dapat dilaksanakan secepat mungkin.
Namun sebelumnya perlu
mempertemukan perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda. Untuk itu maka
Soekarno dan Hoh. Hatta harus terlebih dahulu kembali dari Rengasdengklok ke
Jakarta. Rombongan yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto segera
berangkat menuju Rengasdengklok, tempat dimana Soekarno dan Moh.Hatta diamankan
oleh pemuda. Rombongan tiba di Rengasdengklok pada jam 19.30 (waktu Tokyo) atau
18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30 WIB dan bermaksud untuk menjemput
dan segeramembawa Seoekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga,
disamping Soekarno dan Hatta ikut serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno
Putra. Peranan Achmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini, karena mampu
mempercayakan para pemuda, bahwa proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya
paling lambat pukul 12.00 WIB. Ini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya
sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno komandan kompi Peta setempat bersedia
melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta. Achmad Subardjo adalah seorang yang dekat
dengan golongan tua maupun muda,bahkan dia juga sebagai penghubung dengan
pemuka angkatan laut Jepang Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia, Maeda
menawarkan rumahnya sebagai tempat yang amandan terlindung untuk menyusun
naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik yang sudah lama ditunggu-tunggu.
d.
Penyusunan teks proklamasi
Bertitik tolak dari keadaan yang
demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi maupun pribadi menjadi sangat
penting. Dan justru dalam saat-saat yang genting itu, Maeda telah menunjukkan
kebesaran moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi
alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada tujuan kebebasan
Indonesia. Di tempat kediaman Maeda Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta teks
prokamasi ditulis. Kalimat yang pertama yang berbunyi “Kami rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal dari Achmad
Subardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi “Halhal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang
secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Kedua kalimat
ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Moh. Hatta sehingga berbunyi
seperti teks proklamasi yang kita miliki sekarang.Sekarang timbullah masalah
siapakah yang akan menandatangani naskah proklamasi. Soekarno menyarankan agar
semua yang hadir menandatangai naskah proklamasi itu selaku “Wakil-wakil Bangsa
Indonesia”. Saran itu mendapat tantangan daripara pemuda. Kemudian Sukarni
selaku salah seorang pimpinan pemuda mengusulkan, agar Soekarno-Hatta
menandatangani atas nama bangsa Indonesia. Usul ini diterima dengan suara
bulat. Selanjutnya Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah
tulisan tangan tersebut.
e.
Proklamasi kemerdekaan indonesia
Sebelum teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan,
terlebih dahulu Soekarno menyampaikan pidatonya, lengkapnya sebagai berikut:
Saudara-saudara
sekalian !
Saja
sudah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu peristiwa maha
penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah
berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun !
Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada
turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
Djuga
di dalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak
henti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri
kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri,
tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang
tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di
dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam
tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja. Maka kami, tadi malam telah
mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh
Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah
datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara !
Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi
kami:
Ada
tiga perubahan yang terdapat pada naskah yaitu kata tempoh diganti menjadi
tempo, sedangkan wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dengan Atas nama Bangsa
Indonesia dan Djakarta 17-8-05 menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.
Teks Proklamasi ini akhirnya diproklamirkan pada hari Jumat Legi pada pukul
10.00 WIB di Jalan pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Dalam peristiwa proklamasi
itu, disusunlah acara sebagai berikut:
Pembacaan Proklamasi.
Disampaikan oleh
Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat berbunyi:Demikianlah, saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat
tanah-air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita!
Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia, medeka kekal dan abadi.
Insya allah, Tuhan memberkati kemerdekaan
kita itu!
Pengibaran bendera Merah Putih.
Pengibaran
dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara spontan
peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran
bendera Merah Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu
Kebangsaan Indonesia Raya.
Sambutan Wali Kota
Suwirjo dan dr. Muwardi.
Peristiwa besar tersebut hanya
berlangsung lebih kurang satu jam lamanya. Namun demikian pengaruhnya besar
sekali, sebab perstiwa tersebut telah membawa perubahan yang luar biasa dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu bukan hanya
sebagai tanda bahwa sejak itu bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di sisi
lain juga merupan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik
pembangunan bagi tertib hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan itu merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan
masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk ikut
membentuk “dunia baru” yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan
manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.
f.
Makna proklamasi
Menurut kalimat-kalimat yang
terdapat di dalam teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berisi suatu
pernyataan kemerdekaan yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan
kepada dunia luar, bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari
penjajahan. Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan
kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk mempertahankan
negara yang baru didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh kalimat pertama
pada naskah
proklamasi yang berbunyi: “Kami banga Indonesia, dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”. Apabila ditelaah, maka proklamasi kemerdekaan itu
mengandung beberapa aspek:
Dari sudut Ilmu Hukum, maka
proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah
menghapuskan tata hukum kolonial untuk pada saat itu juga digantikan dengan
tata hukum nasional (Indonesia).
Dari sudut politik-ideologis, maka
proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah
berhasil melepaskan diri dari segala belenggu penjajahan dan sekaligus
membangun perumahan baru, yaitu perumahan Negara Proklamasi Republik Indonesia
yang bebas, merdeka dan berdaulat penuh.
Proklamasi Kemerdekaan ialah suatu
alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia,
bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk
menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air,
pemerintahan dan kebahagiaan rakyat.
Proklamasi sebagai dasar untuk
meruntuhkan segala hal yang mendukung kolonialisme, imperialisme dan selain itu
proklamasi adalah dasar untuk membangun segala hal yang berhubungan langsung dengan
kemerdekaan nasional.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 juga dapat dipandang sebagai puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam
mencapai kemerdekaannya. Perjuangan rakyat tersebut telah mengorbankan harta
benda, darah dan jiwa yang berlangsung sudah sejak berabad-abad lamanya untuk
membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari tangan
penjajah.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 bertujuan untuk kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia. Agar kita bahagia,
antara lain harus ada kesamaan diantara kita semua meliputi berbagai bidang
misalnya bidang ideologi, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum, bidang
sastra kebudayaan, pendidikan dan lain-lain. Dengan berhasil diproklamirkannya
kemerdekaan, maka bangsa dan negara Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, baik secara de fakto maupun secara de yure.
g.
Dukungan daerah terhadap pembentukan negara dan
pemerintahan republik indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan telah
dibentuk negara Republik Indonesia. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh
PPKI dalam rangka untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan
pemerintahan yang sah yaitu:
Pertama, pada tanggal
18 Agustus 1945
1). Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang dasar Republik
Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2). Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh.
Hatta sebagai Wakil Presiden.
3). Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
lembaga legislatifnya.
Kedua, tanggal 19
Agustus 1945
1). Pembagian wilayah Indonesia menjadi, terdiri atas 8
propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan),
Sulawesi, Maluku, Sunda Kecil, dan Sumatra.
2). Pembentukan Komite Nasional Indonesia di daerah.
3). Membentuk 13 kementrian yaitu; Departemen Dalam Negeri,
Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman, Departemen Keuangan, Departemen
Kemakmuran, Departemen Kesehatan, Departemen Pengajaran,Pendidikan dan
Kebudayaan, Departemen Sosial, Departemen Pertahanan, Departemen Perhubungan, dan
Departemen Pekerjaan Umum.
Ketiga, tanggal 22
Agustus 1945
1). Pembentukan Komite Nasional.
2). Pembentukan Partai nasional Indonesia,dan
3). Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
Kemerdekaan yang diproklamirkan
tersebut ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari daerah-daerah. Respon
penting yang perlu mendapat perhatian adalah dari Yogyakarta. Pada tanggal 5
September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan Negeri Ngayogyokarto
Hadidingrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negera
Republik Indonesia. Penyambutan kemerdekaan terus terjadi, pada tanggal 19
September 1945 terjadi dua peristiwa penting di tanah air secara bersamaan. Di
Surabaya terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama Insiden Bendera di Hotel
Oranye yaitu perobekan bendera tiga warna (merah, putih, dan biru) milik
Belanda menjadi dua warna (merah putih). Di Jakarta terjadi rapat raksasa di
Lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta) untuk menyambut Proklamasi
Kemerdekaan Untuk menghindari terjadinya
pertumpahan darah, maka Presiden Soekarno berkata;
”Percayalah
rakyat kepada pemerintah Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara
percaya kepada pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi
Kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, kami tetap akan
mempertahankan. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk
kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin”.
Di Yogyakarta, perebutan kekuasaan
secara serentak dimulai tanggal 26 September 1945. Sejak pagi semua pegawai
instansi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh Jepang
mengadakan aksi pemogokan. Mereka memaksa orang-orang Jepang agar menyerahkan
kantormereka kepada orang Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN
A. kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai
ini, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kemerdekaan, Indonesia harus
menunggu lama. Diantara usahanya adalah dengan membentuk Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Cosakai) dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Selain itu ada pula
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi kemerdekaan
indonesia diantaranya:
1.
Kekalahan jepang dan kekosongan kekuasaan
2.
Persiapan kemerdekaan indonesia
3.
Peristiwa rengasdengklok
4.
Penyusunan proklamasi
5.
Proklamasi kemerdekaan indonesia
6.
Makna Proklamasi, dan
7.
Dukungan daerah terhadap pembentukan negara dan
pemerintahan republik indonesia.
B.
Saran
Dari makalah yang berjudul
Sejarah Kemerdekaan Indonesia mungkin banyak kesalahan dan kekeliruan,
jadi dihrapkan kepada pembaca dan pengamat agar di beri saran dan arahan agar
bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang.
0 Komentar