Ad Code

Makalah Masyarakat Modern



 pada postingan kali ini saya akan mempostingkan makalah singkat tentang Masyarakat Modern,

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini tepat pada waktunya, dengan tema Kehidupan Masyarakat Modern.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 
BAB I        PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
C.    Tujuan
BAB II       PEMBAHASAN
A.   Pengertian Masyarakat Modern
B.    Ciri-ciri Masyarakat Modern
C.    Dinamika Kehidupan Masyarakat Modern

BAB III     PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.  Saran




BAB I
A.      Latar Belakang
Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merupakan wadah untuk berinteraksi sehingga menghasilkan suatu kebudayaan. Masyarakat juga merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan berkerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yg dirumuskan dengan jelas.
Seiring berjalannya waktu dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, maka kebudayaan dalam suatu masyarakat pun mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman tersebut. Itulah sebabnya, kehidupan dalam suatu masyarakat selalu berubah-ubah. Baik dari segi budaya, adat-istiadat, moral, tingkah laku, pengetahuan, pola pikir dan lain sebagainya. Perubahan tersebut biasanya disebut dengan perubahan sosial.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.
Adanya perubahan-perubahan tersebut menyebabkan ada 2 kategori dalam masyarakat. Yakni masyarakat sederhana danmasyarakat modern. Dimana masyarakat modern ini ada dikarenakan sebagian dari warganya berorientasi ke kehidupan masa kini dan mengikuti perkembangan zaman. Dan tak dapat dipungkiri bahwa perubahan-perubahan yang terjadi bisa berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif. Tergantung perubahannya itu bergerak ke arah yang mana. Jika ke arah yang positif, artinya perubahan yang terjadi berdampak baik. Apabila ke arah yang negatif artinya perubahan yang terjadi berdampak buruk.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kehidupan masyarakat modern, mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat modern, serta bagaimana kehidupan sosail mayarakat tersebut berlangasung.

C.       Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kehidupan dalam masyarakat modern, mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat modern, serta bagaimana kehidupan sosial mayarakat tersebut berlangasung.


BAB II
A.      Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat dan istiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini.
Pada masyarakat modern secara keseluruhan sudah hampir meninggalkan budaya-budaya lama dan menumbuhkan budaya-budaya baru seiring berjalannya waktu.
Perubahan-perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan luar yang membawa kemajuan terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan tersebut masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya, seperti ekonomi politik hukum dan sebagainya.
Bagi negar-negara sedang berkembang, pada umumnya masyarakat modern ini disebut jugga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota. Pengertian kota secara sosiologi terletak pada sifat dan ciri kehidupannya dan bukan ditentukan oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan.
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa tidak semua warga masyarakat kota dapat disebut masyarakat modern, sebab banyak orang kota yang tidak mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan peradaban dunia masa kini, misalnya gelandangan atau orang tidak jelas pekerjaannya.

B.       CIRI-CIRI MASYARAKAT MODERN
Ciri-ciri masyarakat modern dapat kita temui pada masyarakat yang merupakan pendorong munculnya moderenisasi. Seperti perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan teknologi, hampir berkembang secara dinamis di perkotaan.
Dan tidak menutup kemungkinan ciri-ciri masyarakat modern juga terdapat di desa-desa. Siapapun yang selaras dengan semangat moderenisasi pasti akan memiliki ciri-ciri masyarakat modern.

Ciri-ciri masyarakat modern :
1.      Masyarakat modern adalah masyarakat yang secara keseluruhan hampir meninggalkan kebudayaan lama dan menciptakan budaya baru.
2.      Pembagian kerja sudah terspesialisasi dengan jelas
3.      Mempunyai sarana komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap.
4.      Dalam masyarakat modern, tindakan sosial diambil berdasarkan pilihan, bukan berdasar kebiasaan atau tradisi.
5.      Masyarakat modern selalu mengalami perubahan-perubahan secara cepat karena kualitas permasalahan yang dihadapi cenderung kompleks sehingga masyarakat modern terus berupaya menyesuaikan diri.
6.      Pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifat individualistik karena masyarakat modern cenderung mementingkan diri sendiri. Dan juga terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.
7.      Masyarakat modern sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
8.      Pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma atau aturan sebagai pedoman berperilaku.
9.      Pola hubungan sosial kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.
10.  Hukum yang digunakan adalah hukum tertulis formal daripada nilai-nilai normatif dari masyarakat.
11.  Kehidupan keagamaan lebih longgar.
12.  Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.
Adapun menurut Talcott Parson, ciri-ciri masyarakat modern adalah :
1.      Netralitas Efektif, memperlihatkan sikap netral, mulai sikap acuh tak acuh sampai tidak memperdulikan jika menurut pendapatnya tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan pribadinya. Artinya sangat mementingkan kepentingan pribadi atas dirinya. Bahkan tidak memperdulikan sama sekali dengan keadaan sekitarnya.
2.      Orientasi Diri, menonjolkan kepentingan pribadi dan tidak segan-segan menentang jika dirasa tidak cocok atau dirasakan melanggar kepentingannya. Hanya ingin mengedepankan kepentinngan pribadinya saja. Artinya tidak ada kata hidup besama.
3.      Universalisme, berpikir objektif, menerima segala sesuatu secara objektif.
4.      Prestasi, suka mengejar prestasi, karena prestasi mendorong orang terus maju. Berlomba-lomba untuk menjadi yang nomor satu dan menjadi yang terbaik dari yang baik.
5.      Spesifitas, menunjukkan sesuatu yang jelas dan tegas dalam hubungan antara pribadi, maksudnya niat dinyatakan secara langsung ( to the point). Tidak bertele-tele dalam menyampaikan apa yang ingin disampaikan.

C.       Dinamika Kehidupan Masyarakat Modern
Pada kehidupan masyarakat modern, bekerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga. Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja.
Masyarakat modern cenderung memilih hal-hal yang serba instan dan serba cepat, dikarenakan tuntutan pekerjaan yang di kejar waktu dan saking sibuknya dengan dunia pekerjaan. Contohnya dalam hal makanan, masyarakat modern lebih sering mengkonsumsi makanan instan untuk mempersingkat waktu penyediaannya, seperti makanan kaleng atau mie instan. Sedangkan belum tentu makanan instan tadi bisa menjamin keehatannya. Alhasil, masyarakat modern mudah jenuh, stres, dan menimbulkan penyakit-penyakit baru.
Pola hubungan sosial dalam masyarakat modern kurang terlaksana dengan baik dikarenakan masyarakat modern ini sendiri lebih mementingkan kepentingan pribadi. Hal ini menimbulkan kurangnya sifat kekeluargaan dan sifat gotong royong dalam masyarakat itu sendiri.
Dalam hal IPTEK, masyarakat modern memang bisa dikatakan lebih unggul dikarenakan mengikuti arah peradaban yang kian maju.akan tetapi, seringkali hal ini disalahgunakan sebagai contoh internet. Internet yang semestinya digunakan untuk hal-hal yang positif, malah lebih sering digunakan untuk hal-hal yang negatif. Hal ini menimbulkan budaya yang tidak baik. Contohnya, seseorang yang dengan sengaja meng-upload video atau foto
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.
Masyarakat modern lama kelamaan akan menganut sistem ideologi modern yang biasanya disebut dengan Liberalisme. Liberalisme muncul bersamaan dengan modereniasi dan segala pertentangan ideologis dalam masyarakat modern tak lain daripada pertentangan dengan liberalisme, sehingga cerita tentang modernitas tak kurang daripada cerita tentang liberalisme dan para lawannya. Dalam arti ini, liberalisme sangat sensitif terhadap kolektivisme dan absolutisme kekuasaan. Ekonomi tidak dapat tumbuh jika terus diintervensi Negara, maka liberalisme sejak awal mendukung ekonomi pasar bebas. Di dalam pasar orang tidak bertransaksi dengan membeda-bedakan latar-belakang agama dan kebudayaan. Yang penting transaksi itu fair. Dengan kata lain, di dalam transaksi orang melihat agama partner transaksinya sebagai urusan privatnya yang tidak relevan untuk proses pertukaran dalam pasar. Pola transaksi yang melihat agama sebagai persoalan privat yang tidak relevan untuk proses pertukaran itu oleh liberalisme diaplikasikan di dalam hubungan yang lebih luas, yaitu di dalam Negara modern. Liberalisme ekonomi mengandung bahaya tertentu, yaitu intoleransi terhadap mereka yang dimarginalisasikan secara ekonomis oleh mekanisme pasar bebas itu. Namun liberalisme yang berkaitan dengan pendirian intelektual dan sikap-sikap politis justru membantu sebuah masyarakat untuk toleran terhadap kemajemukan. Jika Negara berkonsentrasi pada the problem of justice dan tidak mengintervensi the problem of good life yang adalah kewenangan kelompok-kelompok dalam masyarakat itu, Negara akan menjadi milik bersama kelompok-kelompok sosial itu dan tidak bersikap diskriminatif. Negara liberal berupaya bersikap netral terhadap agama-agama di dalamnya, dan ini justru mendukung kebebasan individu. Di sini liberalisme dapat juga dilihat sebagai hasil dari sekularisasi yang tidak secara mutlak perlu bermuara pada sekularisme. Artinya, suatu Negara liberal tidak harus sekularistis, yakni ingin menyingkirkan agama di dalamnya. Negara liberal juga bisa memiliki respek terhadap agama, namun regulasi-regulasinya tetap sekular. Ia bersikap netral dari agama, namun memberi infrastruktur yang adil bagi agama-agama untuk berkembang, sebab para anggota agama-agama itu adalah juga warganegaranya.
D.      Kebudayaan Masyarakat Modern
1.      Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
2.       Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang engan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.
3.      Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).



BAB III
A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan maka kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam makalah ini adalah :
1.          Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini.
2.          Ciri-ciri masyarakat modern adalah :
a.       Pembagian kerja sudah terspesialisasi dengan jelas
b.      Mempunyai sarana komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap.
c.       Dalam masyarakat modern, tindakan sosial diambil berdasarkan pilihan, bukan berdasar kebiasaan atau tradisi.
d.      Masyarakat modern selalu mengalami perubahan-perubahan secara cepat karena kualitas permasalahan yang dihadapi cenderung kompleks sehingga masyarakat modern terus berupaya menyesuaikan diri.
e.      Pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifat individualistik karena masyarakat modern cenderung mementingkan diri sendiri. Dan juga terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.
f.        Masyarakat modern sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
g.       Pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma atau aturan sebagai pedoman berperilaku.
h.      Pola hubungan sosial kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.
i.        Hukum yang digunakan adalah hukum tertulis formal daripada nilai-nilai normatif dari masyarakat.
j.        Kehidupan keagamaan lebih longgar.
k.       Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.
3.          Intinya dinamika masyarakat modern adalah bahwa masyarakat modern lebih mementingkan perkembangan dan kemajuan zaman. Bekerja adalah bentuk eksploitasi terhadap diri sendiri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga.
4.          Masyarakat modern memunculkan kebudayaan baru dan menenggelamkan kebudayaan lama yang telah lama ada.
5.          Menurut para ahli, ada 3 tipe kebudayaan modern, yaitu kebudayaan teknologi modern, Kebudayaan Modern Tiruan, dan Kebudayaan-Kebudayaan Barat

B.      Saran
Sebaiknya kita sebagai masyarakat modern tidak harus menyerap semua budaya modernisasi, agar tidak terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang modern.

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu