“Pembungkaman pers terhadap gerakan aksi protes mahasiswa terhadap kacaunya Pemerintahan Indonesia sepertinya tidak disuarakan oleh pers. Nampak sekali ada upaya menutup pemberitaan terhadap aksi mahasiswa,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen, Minggu (22/3).
Menurut Muslim, demo mahasiswa yang dilakukan hampir seluruh Indonesia itu karena melihat kondisi sosial, ekonomi dan hukum yang makin terpuruk di bawah Rezim Jokowi.
“Demo mahasiswa itu bukan rekayasa elit tertentu, tetapi lahir dari kondisi kehidupan sosial ekonomi dan hukum yang terpuruk akibat tidak becusnya Jokowi dari memerintah Indonesia,” paparnya.
Kata aktivis ITB era 80-an, pemerintah Indonesia berupaya membujuk para mahasiswa agar tidak turun ke jalan dengan janji diberi beasiswa melanjutkan studi lanjut.
“Inilah yang menimbulkan ketidakpercayaan mahasiswa terhadap presiden indonesia. Maka dengan iming-iming apapun untuk meredam mahasiswa tetap akan sulit,” jelas Muslim.
Muslim mengatakan, kondisi kehidupan yang sulit karena mahalnya harga-harga dan janji-janji palsu pak presiden akan di anggap mahasiswa sebagai sebuah kejahatan politik.
“Maka jalan satu-satunya aksi untuk turunkan pak presiden yang merebak di berbagai kampus. Makanya jangan anggap enteng kekuatan mahasiswa. Meski dengan kapital kuat jpresiden ketakutan makanya dia berusah membungkan pers dan membungkam mahasiswa,” jelas Muslim.
Hasil “Sidang Rakyat” elemen mahasiswa di depan Istana
Negara pada 28 Oktober 2016, menyimpulkan bahwa selama satu tahun berkuasa,
Pemerintahan presiden dan wakilpresiden gagal menjalankan pemerintahan.
Pengamat politik Muslim Arbi menegaskan bahwa
demonstrasi mahasiswa pada moment hari Sumpah Pemuda itu menambah daftar bukti
kegagalan Pemerintahan indonesia
“Demo teman-teman mahasiswa dalam memperingati 28
Oktober 2016 yang menyuarakan penurunan pak presiden menandakan pemerintahan
sekarang ini gagal,” kata Muslim Arbi kepada intelijen (29/10).
Menurut
Muslim, kendati tidak diberitakan media, gerakan mahasiswa akan semakin
militan. “Sekarang sudah ada media sosial seperti Facebook, Twitter, mereka
bisa menyebarkan berbagai aksi melalui media sosial tersebut,” jelas Muslim.
Kata
Muslim, para aktivis yang melakukan aksi dan menyuarakan pak presiden turun dari
jabatannya, mempunyai alasan yang jelas. “Mereka ini intelektual, dan tentunya
alasan-alasan yang dikemukan sangat rasional dan logis,” ungkap Muslim.
Muslim
menegaskan, bukan tidak mungkin ‘satu suara’ mahasiswa itu akan menjadi pemicu gerakan
rakyat yang lebih besar lagi, sehingga Pemerintah JIndonesia dapat mendengar dan
merealisasikan tuntutan rakyat.
“Untuk
itu Jpak presiden harus peka dan kembali ke jalur yang benar. Karena jika tidak,
mahasiswa bisa mengeluarkan ultimatum pengerahan massa yang lebih besar dan
militan,” ungkap Muslim.
0 Komentar