Makalah Akhlak Tercela
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama yang berjudul Makalah Akhlak Tercela ini
dengan baik.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kami semua dapat
menyusun, menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di
samping itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah
banyak membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik dalam bentuk moril maupun dalam
bentuk materi sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini
memang masih banyak kekurangan serta amat
jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami semua telah berusaha semaksimal
mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran nya dari
semua teman-teman demi tercapainya kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan
datang.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Buruk Sangka
B.
Gibah
C.
Larangan Berbuat Boros
D.
Hasad
E.
Namimah
BAB III. PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perilaku Tercela adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh
Allah. Seorang Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk
ketidakadilan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan
lain-lainnya. Aniaya termasuk perbuatan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan
sesama manusia. Berbuat Aniaya berarti berbuat dosa. Oleh karena itu, aniaya
akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima oleh pelakunya. Dewasa
ini banyak sekali perilaku aniaya bahkan telah menjadi trend dikalangan orang
yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan
memperlakukan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat
telah menilai seseorang itu jauh lebih rendah dari status sosial yang di
jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan berbuat seenaknya sendiri. Sungguh moral
manusia sudah sangat rusak akibat perilaku tercela tersebut.
Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi
peringatan tentang akhlak-akhlak buruk atau tercela yang dapat merusak iman
seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat.
Akhlak buruk itulah yang disampaikan oleh rasulullah yang ditunjukkan oleh kaum
Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan rasulullah
sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Quraisy seperti Abu jalal, Walid
bin mugirah, Akhnas bin syariq, Aswad bin abdi Yaquts. Oleh karena itu, iman
merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran dan harus dipelihara serta di
tingkat kan kualitas nya melalui sikap dan perilaku terpuji.
Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia
selalu berdampingan dan terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku
seseorang menampilkan kebaikan, maka terpujilah sikap orang tersebut.
Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menmpilkan kebaikan atau kejahatan, maka
tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat dilarang oleh Allah SWT
dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari karena akan merugikan diri
sendiri maupun orang lain.
B.
Rumusan Masalah
a.
Jelaskan pengertian dari sifat Ghibah?
b.
Jelaskan pengertian dari Prasangka Buruk?
c.
Jelaskan pengertian dari sifat Hasad?
d.
Jelaskan pengertian dari sifat Boros?
e.
Jelaskan pengertian dari sifat Namimah?
C.
Tujuan
Masalah
a.
Untuk mengetahui pengertian dari sifat gibah.
b.
Untukl mengetahui pengertian dari berprasangka
buruk.
c.
Untuk mengetahui pengertian dari sifat hasad.
d.
Untuk mengetahui pengertian dari berperilaku
boros.
e.
Untuk mengetahui pengertian dari sifat namimah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Buruk
Sangka
Buruk sangka adalah menyangka seseorang berbuat kejelekan
atau menganggap jelek tanpa adanya sebab-sebab yang jelas yang memperkuat
sangkanya. Dan perbuatan itu dapat membuat pelakunya mendapat dosa dari Allah
SWT. Dan dapat membuat hati seseorang kotor dan itu sangat di sayangkan karna
pusat kegiatan seorang ada di hati,jika hati seseorang bersih dari noda dan
dosa maka seluruh anggota tubuhnya akan bersih pula namun jika hatinya kotor
maka tubuhnya akan ikut ter kotori karna hati itu yang menyebarkan darah yang
mengalir dari jantung ke setiap sendi-sendi dalam tubuh manusia dan bayangkan
jika darah itu telah terkotori dengan dosa dan noda.
Dalam hadis kudsi bahwasanya dari Abu Dzar Al-Ghifari
ra.Rasulullah bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari rabb-nya ‘Azza
wa Jalla, sesungguhnya Dia berfirman,
Artinya “Wahai
hamba-ku, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman itu haram di antara
kamu. Oleh karna itu, janganlah kamu saling Menzalimi.(H.R Muslim)
Buruk sangka itu termasuk perbuatan zalim karna kita telah
memberikan perasangka tidak baik pada sesuatu padahal sesuatu/seseorang itu
belum tentu buruk karena yang pantas mengadili sesuatu baik atau buruknya
hanya-lah Allah semata karena kita manusia sangat banyak kekurangan dalam
segala hal dan bagaimana kita mengatakan sesuatu itu buruk sedangkan kita
sendiri tidak tahu apakah kita sudah termasuk orang yang terbebas dari dosa dan
noda serta keburukan dalam hati kita serta hidup kita dalam sehari-hari. Dan
Allah juga telah berfirman dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
Artinya : “Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang”. (Q.S Al-Hujurat :12)
Apalagi kalau kita berperasangka buruk pada masalah-masalah
Aqidah yang harus di yakini apa adanya. Buruk sangka dalam hal ini adalah haram
seperti yang telah Allah gambarkan dalam Al-Qur’an surah Al-hujurat di atas
bahwasanya Allah sangat melarang hal demikian karna dapat menjerumuskan kita
pada perbuatan dosa dan perbuatan dosa itu akan di mintai pertanggung jawaban
di akhirat kelak oleh Allah dan sebaiknya kita berperasangka terhadap
masalah-masalah kehidupan agar memiliki semangat untuk menyelidikinya, dan
perkara seperti ini di bolehkan karna dapat membawa seseorang pada sesuatu yang
bermanfaat bagi hidupnya dan orang lain untuk sumber ilmu yang baru.
Rasulullah SAW bersabda :
"Hindarilah
prasangka, karena prasangka itu berita yang paling bohong."(HR. Muslim).
B.
Gibah
Secara bahasa, gibah (menggunjing) adalah menceritakan
keburukan (keaiban) orang lain. Secara istilah berarti membicarakan kejelakan
dan kekurangan orang lain dengan maksud mencari kesalahan-kesalahannya, baik
jasmani, agama, kekayaan, akhlak ataupun bentuk lahiriyahnya. Gibah tidak
terbatas melalui lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan atau gerakan
tubuh. Apabila hal itu berhubungan
dengan agama seseorang, ia akan mengatakan bahwa ia pembohong, fasik,
munafik, dan lain-lain. Dalam hadist
dikatakan :
Artinya : “Abu
Hurairah r.a berkata Rasulullah SAW bersabda: ”Tahukah kamu apakah gibah
itu?”Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui”. Lalu Nabi
bersabda: menyebut saudaranya dengan apa yang tidak disukainya. Lalu Rasul
ditanya: “Bagaimanakah pendapat engkau kalau itu memang (kejadian) sebenarnya
dan apa adanya?” Nabi menjawab: “Walaupun yang kamu katakan itu benar begitu,
itulah disebut Gibah. Akan tetapi jikalau menyebut apa-apa yang tidak
sebenarnya, berarti kita telah menuduhnya dengan kebohongan atau fitnah”.
(H.R. Muslim).
Dari hadis diatas dapat kita ambil hikmah bahwasanya kita
dilarang menceritakan kejelekan saudara kita walaupun dibelakangnya, sekalipun
sesuatu itu benar-benar terjadi, sedangkan ia tidak menyukai jika ia mendengar
apa yang kita katakan kepada saudara kita yang lain dan dapat juga mencemarkan
nama baik saudara kita dalam bermasyarakat. Allah SWT menggambarkan bahwa
seseorang yang menggunjing itusama dengan memakan daging bangkai yang tentunya
sangat menjijikkan.
Apabila kita mendengar seseorang yang melakukan gibah atau
membicarakan hal-hal yang kotor lainya tentang seseorang maka kita hendaklah
menghindar karena kita dapat resiko yaitu mendapat dosa dari Allah karena kita
membiarkan suatu kemungkaran dan tanpa mencegahnya bahkan kita ikut bergabung
dalam perbuatan mungkar tersebut. Seperti Firman Allah SWT (QS al Qhasshas ayat
55)
Islam melarang perbuatan ghibah tersebut dengan maksud untuk
menjaga keimanan serta menjaga dari perbuatan maksiat kepada Allah SWT, karena
sesungguhnya sesama muslim dilarang membuka aib
Tidak semua jenis gibah dilarang dalam agama. Ada beberapa
jenis gibah yang diperbolehkan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang benar
dan tidak mungkin tercapai kecuali dengan gibah. Gibah yang diperbolehkan
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Melaporkan perbuatan aniaya yang dilakukan oleh
seseorang.
b.
Usaha untuk mengubah kemungkaran dan membantu
sesorang keluar dari perbuatan maksiat.
c.
Gibah untuk tujuan meminta nasihat.
d.
Gibah untuk memperingatkan pada kaum muslim
tentang suatu fatwa.
e.
Memberi penjelasan dengan suatu sebutan yang
terkenal pada diri seseorang meskipun itu sesuatu yang buruk, seperti si bisu,
si pincang dan lain-lain.
Contoh perilaku gibah
antara lain :
a.
Membicarakan kburukan orang lain melaui lisan,
seperti antartetangga yang satu dengan yang lainnya.
b.
Membicarkan keburukan orang lain melalui bahasa
isyarat.
c.
Membicarakan keburukan orang lain melalui
gerakan tubuh dengan maksud mengolok-ngolok.
d.
Membicarkan keburukan orang lain melalui media
massa tanpa ada maksud untuk kebaikan.
Karena gibah termasuk dosa dan sering membawa kepada
permusuhan, maka hindarilah kebiasaan bergibah. Berikut ini di antara cara
supaya terhindar dari perilaku gibah:
a.
Selau mengingat bahwa perbuatan gibah adalah
penyebab kemarahan dan kemurkaan Allah SWT.
b.
Selalu mengingat bahwasanya timbangan kebaikan
gibah akan pindah kepada orang yang digunjingnya.
c.
Hendaknya orang yang melakukan gibah mengingat
terlebih dahulu aib dirinya sendiri dan segera berusaha memperbaikinya.
d.
Menjauhi factor-faktor yang menimbulkan
terjadinya gibah.
e.
Senantiasa mengingatkan orang-orang yang
melakukan gibah.
Adapun cara taubat
bagi orang yang melakukan gibah, yakni sebagai berikut :
a.
Menarik kembali kabar bohong yang dia sampaikan
dahulu.
b.
Meminta maaf atau meminta untuk di halalkan
kepada yang di fitnah.
c.
Meminta ampun pada Allah atas perbuatanya
(melakukan gibah).
Adapun pengaruh
negatif yang ditimbulkan dari perilaku ghibah antara lain:
a.
Menimbulkan fitnah
b.
Menyebabkan perpecahan dan permusuhan
c.
Merusak nama baik pada diri sendiri dan orang
lain
d.
Dapat merusak keimanan
C. Larangan
Berbuat Boros (Konsumtif)
Boros adalah Perbuatan boros adalah gaya hidup gemar
berlebih-lebihan dalam menggunakan harta, uang maupun sumber daya yang ada demi
kesenangan saja. Dengan terbiasa berbuat boros seseorang bisa menjadi buta
terhadap orang-orang membutuhkan di sekitarnya,sulit membedakan antara yang
halal dan yang haram,mana boleh mana tidak boleh dilakukan, dan lain
sebagainya. Alloh SWT menyuruh kita untuk hidup sederhana dan hemat, karena
jika semua orang menjadi boros maka suatu bangsa bisa rusak/hancur. Menurut para
sahabat pengertian sikap boros dalam pandangan islam :
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan
sesuatu bukan pada jalan yang benar.”
Mujahid mengatakan,
“Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu
bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja
(ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir
(pemborosan).”
Qotadah mengatakan,
“Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat
maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat
kerusakan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8: 474-475).
Ibnul Jauzi berkata bahwa yang dimaksud boros ada dua pendapat
di kalangan para ulama:
Boros berarti
menginfakkan harta bukan pada jalan yang benar. Ini dapat kita lihat dalam
perkataan para pakar tafsir yang telah disebutkan di atas.
Boros berarti
penyalahgunaan dan bentuk membuang-buang harta. Abu ‘Ubaidah berkata, “Mubazzir (orang yang boros) adalah orang
yang menyalahgunakan, merusak dan menghambur-hamburkan harta.” (Zaadul
Masiir, 5: 27-28)
Dalam hadist Rasulullah saw bersabda :
Artinya : “Abu
Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW.bersabda”sesungguhnya Allah
SWT.menyukai tiga macam yaitu,kalau kamu menyembah kepadan-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.Dan supaya kamu berpegang teguh dengan
ikatan Allah,dan janganlah bercerai-berai.Dan Dia membenci bila kamu banyak
bicara dan banyak bertanya dan memboroskan harta.” (H.R Muslim).
Dari hadist di atas mengandung enam hal ; tiga hal yang
Allah sukai dan tiga hal yang Allah di benci-Nya,yaitu :
1.
Allah suka bila hamba-Nya menyembah padan-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
2.
Allah suka kalau hamba-Nya berpegang teguh
dengan ikatan Allah;
3.
Allah suka kalau hamban-Nya tidak bercerai-berai
4.
Allah membenci hamba-Nya yang banyak bicara
5.
Allah membenci hamba-Nya yang banyak bertanya
sesuatu tidak berguna.
6.
Allah membenci hamba-Nya yang memboros kan
harta.
Dari isi kandungan hadis di atas kita akan kita fokuskan
pada poin enam yakni sesuai dengan
pembahasan dalam topik yang akan kita bahas tentang pemborosan harta atau
lajimnya di sebut konsumtif karna pembahasan tentang pemborosan ini sangat
penting kita kaji karna dari dulu sampai sekarang sikap pemborosan tidak pernah
terlepas dalam kehidupan manusia yang bermasyarkat karna kecenderungan manusia
ingin memiliki sesuatu walaupun kadang sesuatu itu tidak bermanfaat baginya dan
melebihi kebutuhan yang ia butuhkan,
Disamping mencela sikap kikir,Islam juga mencela orang yang
suka memboroskan hartanya terhadap hal-hal yang tidak berguna bagi dirinya serta keluarganya karna dalam
islam kita di anjurkan untuk senatiasan membagikan harta kita kepada orang lain
yang membutuhkan harta yang miliki karna tidak semua manusia mendapat
keberuntungan seperti manusia lainya, jadi manusia yang memiliki harta yang
lebih seharusnya membagikan kepada saudaranya karna dalam Islam kita di ajarkan
untuk saling melengkapi dan saling memberi sehingga adanya perintah di
wajibkanya jakat bagi orang-orang yang memiliki harta yang sampai pada batas nisaf sesuai yang telah di
tentukan.
Dalam kitab Al-Qur’an telah di sebutkan larangan tentang
bersikap boros :
Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan;
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isra’ : 26-27)
Artinya : “Hai anak
Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS: Al-A'raf Ayat: 31)
Allah sangat melarang perbuatan pemborosan yang dapat
merugikan diri sendiri secara moral dan merugikan saudara semuslim yang
membutuhkan harta dari muslim lainnya yang memiliki harta yang berlebih dan
mampu untuk ia lebih ia bagikan, namun dia lebih suka membelanjakan hal-hal yang
tidak ada manfaatnya.
Beberapa Contoh Sifat
Boros dalam Kehidupan Sehari-Hari :
1.
Gemar beli produk yang mahal-mahal karena gengsi
2.
Suka belanja dengan kartu kredit tanpa melihat
daya beli
3.
Boros dalam mengunakan air bersih dan air minum
4.
Pengeluaran lebih besar dari penghasilan
(kecuali penghasilan rendah)
5.
Suka menyisakan dan membuang-buang makanan
6.
Senang membeli barang yang tidak perlu
7.
Boros listrik, air, pulsa telepon, bensin, gas,
dan lain-lain
8.
Memiliki hobi yang mahal biayanya
Beberapa Efek/Dampak
Buruk Perilaku/Gaya Hidup Boros :
1.
Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya
hidup yang tinggi
2.
Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa
menghalalkan uang haram
3.
Malas membantu yang membutuhkan & beramal
shaleh
4.
Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi
kebutuhan
5.
Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka
pamer, dsb
6.
Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau
jadi orang sederhana
7.
Bisa stres atau gila jika hartanya habis
8.
Bisa terlilit hutang besar yang sulit dilunasi
9.
Sumber daya alam yang ada menjadi habis
10.
Tidak punya tabungan untuk saat krisis
Oleh sebab itu mari kita hindari sifat boros dalam hidup
kita agar kita bisa hidup bahagia tanpa harta yang banyak bersama seluruh
anggota keluarga kita. Ada peribahasa hemat pangkal kaya, sehingga dengan
menjadi orang yang bergaya hidup sederhana walaupun kaya raya maka hartanya
akan berkah dan terus bertambahdari waktu ke waktu.
D.
Hasad (Dengki)
Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci,
tidak suka karena iri yang amatsangat kepada keberuntungan orang lain. Secara
istilah adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya tidak
senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan atau karunia Allah SWT.
Hasad biasanya timbul karena adanya permusuhan dan persainagn untuk saling
menjatuhkan. Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat berbahaya, karenanya
harus dijauhi. Apabila dibiarkan, akan dapat merusak dan menghilangkan semua
amal kebaikan seseorang. Orang yang dengki menyimpan sifat rakus, tamak,dendam,
serta rasa permusuhan. Pendengki selalu gelisah karena hatinya tidak rela jika
melihat oranglain mendapat kenikmatan dari Allah swt. Hal ini akan membahayakan
kesehatan rohani maupun jasmani.
Nabi Muhammad saw bersabda :
Artinya: “dari Abu
Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari sifat hasad
karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan, ibarat api yang membakar kayu”
(H.R. Abu Dawud )
Hadist diatas memberikan pelajaran dan mengingatkan kepada
kita, betapa kejinya sifat hasad. Hasad tumbuh di hati seseorang apabila ia
tidak senang kepada keberhasilan orang lain. Sikap ini biasanya di dahului oleh
sikap yang menganggap dirinya paling hebat dan paling berhak mendapatkan yang
terbaik sehingga jika melihat ada orang lain yang kebetulan beruntung, maka ia
merasa disaingi.
Jadi, pada dasarnya hasad ini juga berasal dari sikap
membesarkan diri atau sombong. Apabila penyakit hasad (dengki) telah
menghinggapi seseorang, maka akan timbul perilaku yang berbahaya, sehingga dapat
menghancurkan nama baik diri-pribadi, orang tua, keluarga, dan sekolah.
Contoh perilaku hasad
antara lain :
a.
Tidak mnsyukuri setiap nikmat yang diberikan
Allah SWT kepada kita.
b.
Tidak senang atas keberhasilan atau kebahagiaan
orang lain.
c.
Tertawa diats penderitaan orang lain.
d.
Rasa tidak percaya diri atas kekurangan ataupun
kelebihan yang kita miliki.
e.
Timbulnya keinginan untuk mencelakan orang lain.
Cara menghindari
perialku hasad :
a.
Berusaha untuk mensyukuri setiap nikmat yang
diberikan Allah SWT.
b.
Menyadari bahwa perilaku hasad sangat berbahya
dan harus dijauhi.
c.
Menyadari bahwa perilaku hasad dapat menghapus
segala kebaikan yang telah dilakukan apabila masih suka menghasud.
d.
Berpikir positif atas segala kejadian yang
menimpa kita.
e.
Tetap percaya diri dan optimis dengan kekurangan
yang kita miliki.
E. Namimah
(Mengadu Domba)
Secara bahasa, namimah berarti mengadu domba. Secara
istilah, namimah berarti mengadu domba atau menyebar fitnah antara seseorang
dengan orang lain dengan tujuan agar saling bermaafan. Menurut Imam Zakaria
Yahya bin Syarfin Nawawi dalam kitab Riyadus salihin, namimah didefinisikan
sebagai berikut :“Namimah adalah merekayasa omongan untuk menghancurkan sesame
manusia”.
Namimah termasuk perbuatan tercela yang harus kita hindari
dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana larangan Allah SWT dalam Al Quran :
Artinya : “Dan
janganlah engkau patuhi orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka
mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang
baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu
juga terkenal kejahatannya, karena dia kaya dan banyak anak”.(QS. AL Qalam: 10-14)
Hadist nabi Muhammad saw juga mengancam bagi orang yang
berperilaku namimah tidak akan masuk surga.
Artinya“Dari Khuzaifah
r.a. ia mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang
yang mengadu domba (menebar fitnah)”. (H Muttfaqun ‘Alaihi)
Dalam hadist lain, nabi Muhammad saw bersabda sebagai
berikut :
Artinya “Dari Ibnu
Abbas r.a. bahwasanya Rasulullah saw melewati dua makm (kuburan) lalu Nabi
bersabda: “Sesungguhnya dua orang yang ada di kubur ini disiksa. Salah seorang
di antaranya disiksa karena selalu mengadu domba (menebar fitnah) dan yang satu
lagi karena tidak bersih ketika bersuci (dari buang air kecilnya)”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari dalil-dalil diatas menunjukkan betapa besar dosa orang
yang mengadu domba (memfitnah). Sebab dengan adu domba, seseorang dapat saling
bertengkar, membunuh, bahkan berlanjut dengan permusuhan yang berkepanjangan
antarkeluarga, dan antarkelompok. Oleh karena itu, jangan suka mengadu domba
(memfitnah) dengan sesamanya.
Contoh perbuatan
namimah antara lain sebagai berikut :
a.
Mempunyai maksud yang tidak baik terhadap orang
lain terutama orang yang sedang diadu domba.
b.
Terlalu mudah percaya pada orang lain tanpa
mengetahui kebenarannya.
c.
Suka berkumpul/menggosip.
d.
Menjadi provokator
Di antara cara
menghindari perilaku namimah sebagai berikut :
a.
Menyadari bahwa perilaku namimah menyebabkan
seseorang tidak masuk surga meskipun rajin beribadah.
b.
Jangan mudah percaya pada seseorang yang
memberikan informasi negatif tentang orang lain
c.
Menghindari faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perilaku namimah, seperti berkumpul tanpa ada tujuan yang jelas,
menggosip, dan lain-lain.
Maka dari itu, kita sebagai manusia yang beragama janganlah
mendekati perbuatan perbuatan tercela diatas karena akamn merusak aqidah dan
akhlak kita. Dan agar kita bias selamat dunia dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari referensi yang kami baca, maka dapat di
simpulkan bahwa didalam diri manusia terdapat dua sifat, yaitu sifat terpuji
dan sifar tercela. Namun pada makalah ini kami hanya membahas tentang sifat
tertcela yang di larang dalam islam. Banyak sekali sifat-sifat tercela yang ada
tetapi kami hanya mengambil beberapa diantaranya adalah buruk sangka, gibah,
boros, hasad, dan namimah. Perilaku tercela merupakan perilaku yang sangat di
benci oleh Allah Swt dan Nabi Muhammad saw karena sifat ini dapat merusak
jasmani dan rohani dari orang yang melakukan sifat tercela tersebut. Allah
telah berfirman di dalan kitab suci al-Qur’an dan Rasulullah saw pun telah
bersbda lewat hadist-hadistnya untuk menjauhi sifat tercela tersebut. Karena
sifat tercela dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
B.
Saran
Makalah
ini jauh dari kata sempurna, jadi dimohon untuk pembaca dan pembimbing untuk
memberi arahan/saran agar bisa diperbaiki untuk masa yang akan datang.
0 Komentar