PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PERKEMBANGAN IPTEK
Makalah Tentang Pancasila sebagai Paradigma Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA PERKEMBANGAN IPTEK”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak
lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih
luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran
yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung
hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya
merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan
menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, tetapi
berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan
abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong
merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi
dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran
tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara
nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global
dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan
masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar
mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau
orientasi dasar yang disertai dengan kemampuan dalam mengakses, memilih dan
menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif
terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi bangsa harus
dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi
dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan
dan kelangsungan hidup manusia.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah pengertian paradigma?
1.2.2
Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi?
1.2.3
Bagaimanakah pancasila sebagai paradigma
perkembangan IPTEK?
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian paradigma.
1.3.2
Untuk mengetahui perkembangan IPTEK.
1.3.3
Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma
perkembangan IPTEK.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat
ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan
istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh
suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang
apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan
dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana
seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus
dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung
sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti
paradigma tersebut.
Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan
tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah
dalam ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak
hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik,
hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian
sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok
ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan
sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah
kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.
2.2 Perkembangan
IPTEK
Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal.
Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman
dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dihindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak
manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade
terakhir ini.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan
fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat
mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia
dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Sumbangan iptek terhadap
peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun manusia tidak
bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa perkembangan iptek mendatangkan efek
negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak
oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya
melaju pesat, mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan
tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu
iptek telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan merombak budaya
manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam
aspek kehidupan.
Fenomena perombakan tersebut, misalnya :
1.3.4
Dari budaya agraris-tradisional ke budaya
industri modern. Peran mitos digeser oleh peran logos / akal. Yang dituntut
adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi, produktif dan
kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.
1.3.5
Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya
global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai universal lepas dari ikatan-ikatan
primordial kebangsaan, keagamaan. Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian
bangsamulai luntur.
Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses
akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung
ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap
hidup, maupun pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap
bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman,
sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya
nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan
meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan
budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya jika
masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan, maka
dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin
memenuhi kriteria ketepatgunaan, yakni :
a.
Segi teknis dapat dilaksanakan
b.
Segi sosial akseptable
c.
Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
d.
Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup
2.3 Pancasila
Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup,
namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian
Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika
aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu
dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada
kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam
pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu
ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu
sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa dimensi penting sebuah
ideologi, yaitu:
a.
Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi
tersebut secara riil berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama
karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarahnya.
b.
Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung
idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
c.
Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki
kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran
baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya
merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas
akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang
diciptakan Tuhan YME.
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas
nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai –
nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas
Pancasila sebagai paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu
:
a.
Aspek ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak
mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan
kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya
sebagai :
1.
Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu
academic community yang dalam hidup keseharian para warganya untuk terus
menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
2.
Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas
masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi,
observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi mencari dan menemukan
kebenaran dan kenyataan.
3.
Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh
melalui proses, yang berwujud karya – karya ilmiah beserta implikasinya yang
berwujud fisik ataupun non-fisik.
b.
Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan
nilai–nilai yang terkandung didalamnya dijadikan metode berpikir.
c.
Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai
yang terkandung didalam pancasila sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan
efek pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan
ideal dari pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai
ideal pancasila.
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam
pengembangan IPTEK:
Sila ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu
pengetahuan mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal
dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang
ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan
akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan
diimbangi dengan melestarikan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan
dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap
beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan
bermoral. Oleh karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan
demi kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan
manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas
dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan
IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian
umat manusia di dunia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara
demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan
IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga
memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di bandingkan
dengan penemuan lainnya.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan
dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan
dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan
masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.
T.Jacob (2000) (dalam internet) berpendapat bahwa Pancasila
mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan iptek, yaitu:
1.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan
manusia bahwa ia hanyalah makhluk Tuhan yang mempunyai keterbatasan seperti
makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Ia tidak dapat
terlepas dari alam, sedangkan alam raya dapat berada tanpa manusia.
2.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, usaha
untuk menyejahterakan manusia haruslah dengan cara-cara yang berprikemanusiaan.
Desain, eksperimen, ujicoba dan penciptaan harus etis dan tidak merugikan uamat
manusia zaman sekarang maupun yang akan datang. Sehingga kita tidak boleh
terjerumus mengembangkan iptek tanpa nilai-nilai perikemanusiaan.
3.
Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita
untuk mengembangkan iptek untuk seluruh tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi
yang khas Indonesia harus mendapat prioritas untuk dikembangkan secara merata
untuk kepentingan seluruh bangsa, tidak hanya atau terutama untuk kepentingan
bangsa lain.
4.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, membuka kesempatan yang sama
bagi semua warga negara untuk mengembangkan iptek, dan mengenyam hasilnya,
sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing.
5.
Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang
lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan
hasil dan pemikiran resiko, dengan memaksimalisasi kelompok-kelompok minimum
dalam pemanfaatan pengembangan teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal
dapat masuk kedalam tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK.
Pentingnya keselerasan diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis
dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya
sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak
memiliki etika dalam menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung
kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu memberikan jaminan.
Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tingkah laku yang
bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni
melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang
menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara,
harus mampu menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia
karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara
itu sendiri. Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi seharusnya berkiblat kepada kelima sila pancasila yang dapat
dijadikan pedoman dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis
ketenteraman bernegara.
Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan
teknologi) merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat
bangsa yang maju dan modern. Pengembangan dan penguasaan IPTEK menjadi sangat
penting untuk dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan
persaingan. Namun pengembangna IPTEK bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan
material melainkan harus memperhatikan aspek-aspek spiritual, artinya
pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan
sumber nilai, kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK.
Sehingga bangsa yang memiliki pengembangan hidup pancasila, maka tidak
berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus didasarkan atas paradigma
pancasila.
Syarat dan kondisi dikembangkannya iptek yang pancasialis :
a.
Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai
Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b.
Adanya situasi yang kondusif secara kultural,
yaitu harus adanya semangat pantang menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang
belum selesai, dan adanya kultur bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan
sebagai beban atau paksaan.
c.
Adanya situasi yang kondusif secara struktural,
bahwa perguruan tinggi harus terbuka wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan
mengembangkan kerja sama dengan bidang-bidang yang berbeda
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya,
baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu aturan yang mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan
iptek di Indonesia. Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa
prinsip etis pada iptek sebagai berikut.
a.
Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh
diperalat oleh iptek.
b.
Harus dihindari kerusakan yang mengancam
kemanusiaan.
c.
Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia
melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya.
d.
Harus dihindari adanya monopoli iptek.
e.
Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan
agamawan. Bahwa iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi
jalan yang telah ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein,
yaitu without religion is blind, religion science is lame (ilmu tanpa agama
adala buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.1.1
Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka
bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan
dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.
3.1.2
Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan
temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya
sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia.
Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri
terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya
dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita
serap.
3.1.3
Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak
dapat lagi ditempatkan secara dikotomi saling bertentangan, pancasila tanpa
disertai sikap kritis ilmu pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai
suatu yang represif dan kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa
didasari dan diarahkan oleh nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah
konstruktifnya dan terdistori menjadi suatu yang akan melahirkan akibat-akibat
fatal bagi kehidupan manusia.
3.2
Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi
pancasila, hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan
tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa
sekarang maupun masa mendatang. Untuk iu di harapkan untuk guru pembimbing
untuk memberikan kritik dan saran untuk makalah pancasila sebagai paradigma
perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi) untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
0 Komentar