Makalah Permainan Bulutangkis
Makalah Mata Pelajaran Olahaga Bulutangkis
Permainan Bulutangkis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya makalah yang berjudul Permainan Bulu Tangkis ini dapat terselesaikan
sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas
tentang sejarah, tehnik dasar dan peraturan dalam permainan bulu tangkis ini
merupakan tugas akhir dari mata kuliah umum olahraga. Dalam penulisan makalah
ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.
DAFTAR
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
Pengertian Bulu Tangkis
Sejarah Permainan Bulu Tangkis
Peraturan Permainan Bulu Tangkis
Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis
BAB III Penutup
Kesimpulan
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis
olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai
kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan
olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga
sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang
bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu,
atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat
pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas,
bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan
oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat.
Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak
lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet
bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam
kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis
yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang
panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan,
hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari
semua pihak, baik dari pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat
sangat diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis,
misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari keduanya diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk
bulutangkis.
Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis
dengan tepat dan baik perlu dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara
terencana dan terprogram yang didasarkan pada pelaksanaan yang benar dan
teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan yang terkait harus
dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang terkait, maka
perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.
Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
2.
Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu
tangkis?
3.
Dan bagaimana teknik dasar dalam bermain
permainan bulu tangkis?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah umum bulu tangkis dan tentunya untuk
menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan bulu tangkis atau
mungkin menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan membaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bulu Tangkis
Bulu tangkis
adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulu
tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang
dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga
bulutangkis dimainkan di atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam
ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar dan di
pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di pinggir
lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan
yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul melewati sebuah
net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yaitu memukul
bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola
menyilang.
B.
Sejarah Permainan Bulu Tangkis
Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang
di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan
Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket.
Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh
tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini
dimainkan oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya
memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London
pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untukpermainan ini.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi
mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-
anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan
oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka
menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota
Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga
dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris
pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam
sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris,
berjudul“Badminton Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan tersebut
dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di
Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub
Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan
kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All England. Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah
raga ini, dan di negara-negara Skandinavia. Federasi Bulutangkis Internasional
(IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales,
Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota
pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi
olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia
dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi
fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru
dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta
pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat
menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an,
cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga
ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON
I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia
baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak,
pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan
hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi
dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa
yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi
gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari
arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu
sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958
itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup,
sejak saat itu para pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai
turnamen internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan
lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu
didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi
tersebut diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5
Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional
yaitu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951.
Kemudian pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian
Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.
C.
Peraturan Permainan Bulu Tangkis
Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton
Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna
lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam
menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama
antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis
servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam
ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan
servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½
inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas
lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan
tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan
tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping
lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus
kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping
lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring
1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring
harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm
dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih
selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau
tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16
helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm.
Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus
kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter
5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain
cocok sehingga kuat.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi
lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi
(pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran
melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya
menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan
memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas
15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam
pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14
sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir
dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah
ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak
pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika
telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10
berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama
mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding
akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang
mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan
sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir
suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai
akhir mencapai :
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika
kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat
ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih
masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game
adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah
pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain
di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara
diagonal dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam
lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima
servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak
yang berada disisi dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau
pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau
dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan
reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum
pukulan servis berikut dilakukan.
9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan
tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang
servis kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap
pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila
nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat
masing-masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan
menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain
yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka satu angka
diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi lapangan yang melakukan
servis).
11. Kesalahan terjadi jika
a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket
berada di atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala raket berada pada posisi lebih tinggi
dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika
shuttlecock disentuh raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah
yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh
di muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau
jatuh di luar garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki
penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan
diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis selesai
dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan
gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas
lapangan, melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit,
menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke
sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang
penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau
shuttlecock dipukul dua kali berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia
berada di dalam atau di luar batas lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.
12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis
dalam keadaan siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan
untuk menerima servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang
servisnya masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap
bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock disentuh
raket.
c. 1) Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak
melampui jaring, maka hal itu dianggap tidak sah.
2) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka
diajukan let.
3) jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis
sedang dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang
seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan
melakukan kesalahan, maka diajukan let.
4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir
yang benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan
melakukan servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.
d. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai
shuttlecock, maka ia dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika
shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut
disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai
diluar lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan
raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam
permainan.
f. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada
dekat jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya,
hal ini dianggap menghalangi
lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal
tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal
tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.
13. Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir
pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional
Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih dari
5 menit) yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan
(maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk
tunggal, ganda atau keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda
permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.
D.
Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis
Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar
permainan kita tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena
menggunakan teknik yang tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu
tangkis:
1.
Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar,
yaitu forehand grip dan backhand grip.
a. Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan
cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama
dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan
dari pegangan forehead.
Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk
adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket
dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari
tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan
tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang,
sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan
pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3. Memukul bola (kok) ke tembok.
4. Bouncing ball.
Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
1) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan
garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis
servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat
badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan
ke depan.
2) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan
garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis
pendek. Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di
tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
1) Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis
kira-kira di tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis
servis pendek.
2) Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan
tetapi tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di
belakang. Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak
jinjit). Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya
kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung pada jenis servis.
Sikap berdiri pada saat rally
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia
melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah
datangnya kok, apakah dari depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di
bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan untuk selalu
berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.
Gerak Kaki (Foot Work)
Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur
badan untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan
gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.
2.
Teknik
Pukulan
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan
dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan
secara diagonal dan bertujuan sebagai
permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
Pukulan Servis Drive
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat, mendatar, dan
setipis mungkin melewati net. Sasarannya adalah sudut titik-titik perpotongan
antara garis belakang dengan garis tengah lapangan. Cara melakukan pukulan servis ini adalah
dengan melemparkan kok agak jauh dari badan.
Lengan bergerak bebas dan leluasa dalam mengayunkan raket.
Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net.
Pukulannya mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan dengan garis
tengah atau garis servis dan garis tepi. Coba Anda lakukan servis pendek dengan
cara berikut ini.
1. Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang kok.
2. Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki depan.
3. Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
4. Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.
Pukulan Servis Panjang
Servis panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-tingginya sehingga
jatuh ke garis belakang bidang lapangan lawan. Pada permainan tunggal, servis
panjang dilakukan dengan memukul penuh kok. Untuk melakukan pukulan servis
panjang, Anda dapat melakukan cara berikut.
1. Letakkan kaki kiri ke depan.
2. Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
3. Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang sampai setinggi bahu.
4. Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan dengan mencambukkan
pergelangan tangan.
Pukulan Servis Cambukan
Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil pukulan ini bisa
membingungkan lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari pihak lawan. Sasaran servis
ini adalah sudut perpotongan garis tepi dengan garis belakang dan sudut
perpotongan garis belakang dengan garis tengah. Servis ini caranya sama dengan
servis biasa. Tetapi, pukulan mendadak dicambukkan saat raket menyentuh kok.
2. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan
untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis
lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan
cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara
memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke
belakang.
3. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga keras dan
umumnya ditujukan untuk meraih skor yang mengarah kebawah lapangan lawan pada
olahraga bulutangkis, tenis, dan voli.
A. Berikut adalah saran untuk melakukan smash pada permainan bulutangkis:
1. Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan dulu pemakaian
tenaga pergelangan tangan.
2. Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga dari pergelangan
tangan.
3. Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus cepat/seketika dan
fokuskan perpindahan tenaga dari kepala raket ke kok.
4. Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya benar.
B. Posisi pegangan raket (grip) saat melakukan
smash:
1. Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan begitu kita baru bisa
memakai tenaga pergelangan tangan secara keras kebawah.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain,
misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan
menjadi kaku.
4. Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat jari-jari tangan
hanya pada saat pemukulan kok saja.
5. Posisi badan, kaki, tangan dan timing harus juga diperhitungkan.
C. Beberapa tips untuk melakukan smash yang kuat (powerful smash):
1. Kok harus tinggi dan juga berada di depan badan si pemain.
2. Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah
bawah dan ke arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada posisi tegak
lurus terhadap kok.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan
pemakaian tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk
menambah ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di
Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal
oleh empat orang.
B.
Saran
Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan
bibit atlit yang berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu
mendidik anak usia dini dalam bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama
baik Bangsa Indonesia.
Sumber: http://nikadekyuli.blogspot.co.id
Editor: MID group
0 Komentar