Makalah Status, Peran, dan Perubahan Sosial
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun berhasil menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘ Status, Peran, dan
Perubahan Sosial ‘ tepat pada waktunya.
Tak lupa pula penyusun ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini. Dan juga
kepada pembimbing, yang telah membimbing penyusun dalam menyempurnakan makalah
ini.
Penyusun sadar akan kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca semua. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat, dalam kehidupan
sehari-hari ini kita tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat, baik secara
luas maupun terbatas, kita harus selalu berhubungan dengan orang lain. Hubungan
ini merupakan tuntutan dasar untuk dapat memenuhi kebutuhan kita di masyarakat.
Setiap hari kita mengalami dan menyaksikan proses, gejala, dan masalah
kehidupan. Proses itu juga dapat kita ikuti melalui media massa dan media
elektronika. Sejauh mana kita mengerti dan menghayati proses kehidupan
tersebut, sepenuhnya bergantung pada
ketajaman panca indera, pengalaman, dan pengetahuan yang ada pada diri
kita masing-masing.
Dalam rangka menyelamatkan kehidupan pribadi kita di
tengah-tengah masyarakat yang penuh tantangan dan permasalahan yang sangat
kompleks tersebut kita harus menaruh perhatian terhadap gejala, proses, dan
masalah yang kita hadapi sehari-hari. Kita harus menelaah dan mengkaji hal-hal
yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Sebab terciptanya kehidupan yang
tentram dan sejahtera, sepenuhnya ada pada anggota masyarakat yang jadi
pendukungnya.
Pada makalah ini akan diuraikan pengertian status, peran,
dan perubahan sosial yang terjadi di kehidupan kita sehari.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
a. Apa yang
dimaksud dengan status social ?
b. Apa yang
dimaksud dengan peran social ?
c. Apa yang
dimaksud dengan perubahan social ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
a. Untuk
mengetahui apa itu status sosial
b. Untuk
mengetahui apa itu peran sosial
c. Untuk
mengetahui apa itu perubahan sosial
d. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah IPS SD 1 yang diberikan oleh Bapak Drs. H. Zulkipli, M.Pd.
D.
Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini,
yaitu menggunakan metode studi kepustakaan dan mengunduh materi dari
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Status Sosial
1.
Pengertian Status Sosial
Secara sederhana, status berarti tempat seseorang dalam
suatu pola tertentu. Status sosial
adalah suatu posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan
orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, dan hak-hak
serta kewajibannya.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, status adalah jenjang atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok atau dari satu kelompok dalam hubungannnya
dengan kelompok lain. Sedangkan menurut Suryono Sukanto status diartikan
sebagai posisi seseorang dalam suatu sistem social.
Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan
kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status social sering pula disebut
sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam
kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RT, camat, lurah,
guru, dan sebagainya. Menurut Ralph Linton, status sosial adalah sekumpulan hak
dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki
status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Menurut Pitirim Sorokin, mengukur status sosial seseorang
dapat dilihat dari :
•
Jabatan
•
Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
•
Kekayaan
•
Politis
•
Keturunan
•
Agama
•
Prestasi
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam system pelapisan
masyarakat adalah kedudukan (status) dan peran (role). Kedua unsur ini
merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peran seseorang
atau kelompok memiliki arti penting dalam sistem sosial. Sistem sosial adalah
pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dari tingkah laku individu-individu
dalam masyarakat dan hubungan individu dan masyarakatnya.
2.
Cara Memperoleh Status Sosial
Cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut
:
·
Ascribed
status adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status
ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh : jenis kelamin, gelar bangsawan,
keturunan, dan lain-lain.
·
Achieved
status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan sengaja. Contoh :
kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
camat, ketua osis, dan sebagainya.
·
Assigned
status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status
melalui usaha. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain, atas jasa perjuangan untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat.
Contoh : gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru,
dan lain sebagainya.
3.
Akibat yang Ditimbulkan Status Sosial
Kadangkala seseorang atau individu dalam masyarakat memiliki
dua atau lebih statusnya yang disandangnya secara bersamaan. Apabila
status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan, akan terjadi benturan atau
pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya suatu yang disebut dengan konflik status.
Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya
konflik status. Konflik status ada berbagai macam, diantaranya :
a.
Konflik status bersifat individual
Konflik status
yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri. Contoh : seorang wanita yang
harus memilih sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga, seorang anak yang
harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b.
Konflik status antar individu
Konflik status yang terjadi antar individu yang satu dengan
individu yang lain, karena status yang dimilikinya. Contoh : perebutan warisan
antara dua anak dalam keluarga
c.
Konflik status antar kelompok
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok
yang satu dengan kelompok yang lain. Contoh : peraturan yang dikeluarkan satu
departemen bertentangan dengan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum)
yang memiliki tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik
dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat
jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala
pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum), karena membocorkan pipa air. Keempat instasi
tersebut saling berbenturam dalam melaksanakan status masing-masing.
B.
Peran Sosial
1.
Pengertian Peran Sosial
Peran adalah
suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi (tugas) seseorang dan dibuat
atas dasar tugas-tugas yang nyata dilakukan seseorang. Peran adalah tingkah
laku yang diharapkan dari seseorang yang memegang status tertentu.
Peran sosial
adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Peran ini
adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk memberikan
sumbangan sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan sosial dan
meningkatkan kebaikan dalam masyarakat tersebut. Peran sosial bisa berupa
aktivitas individu dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam kegiatan
yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik social, politik, ekonomi,
keagamaan, dan lain-lain. Pengambilan peran ini tergantung pada tuntutan
masyarakat dan atau pada kemampuan individu bersangkutan serta kepekaan dalam
melihat keadaan masyarakat.
Kriteria yang menentukan suatu peran social, yaitu :
a. Nilai social
budaya yang dianut masyarakat
b. Prestice, yang
meliputi gengsi, kehormatan, dan pengaruh yang menyertai status social.
c. Factor
ekonomi ( penghasilan )
d. Prasarat
pendidikan yang dituntut suatu peran social
2.
Konflik Peranan
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih
peranan dari dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya, konflik
peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya
tidak sesuai atau kurang mampu melaksanakan peranan yang diberikan masyarakat
kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranan dengan sempurna. Contoh,
Ibu Tina sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit,
ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter.
Dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperan
sebagai guru mengajar di kelas.
3.
Tiga Cakupan Peranan Sosial
Peranan sosial mencakup tiga hal berikut :
·
Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan
dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Contoh : sebagai seorang
pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para anggotanya, karena
dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan dan norma-norma yang sesuai
dengan posisinya.
·
Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru, dan
sebagainya harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan
bagi muridnya.
·
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku
individu yang dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat. Contoh : suami, isteri, karyawan, pegawai negeri,
dan sebagainya merupakan peran-peran dalam masyarakat yang membentuk susunan
masyarakat.
4.
Jenis – jenis Peran Sosial
Menurut S. Bellen dkk , ada beberapa jenis peran social
dalam masyarakat, yaitu :
·
Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran
yang terlaksana dalam kenyataan (actual roles)
·
Peran yang terberi (peran yang terberi (ascribed
roles ) dan peran yang diperjuangkan ( achieved roles )
·
Peran kunci ( key roles ) dan peran tambahan (
Supplementary roles )
·
Peran tinggi, peran menengah , dan peran rendah.
5.
Fungsi Peranan Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang
lain. Fungsi tersebut antara lain :
a.
Peranan yang dimainkan seseorang dapat
mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat seperti peran ayah atau ibu.
b.
Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula
digunakan untuk membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan
individu tersebut memerlukan pengorbanan seperti peran dokter, perawat, pekerja
sosial, dan lain sebagainya.
c.
Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan
sarana aktualisasi diri, seperti seorang lelaki sebagi suami atau ayah, seorang
wanita sebagai isteri atau ibu, seorang seniman dengan karyanya, dan lain-lain.
6.
Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu
status (kedudukan)
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Artinya,
status dan peran tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa status dan
status tidak berfungsi tanpa peranan. Contoh : dalam rumah tangga, tidak ada
peranan ayah, jika seorang suami tidak mempunyai anak, atau seseorang tidak
bisa memberikan surat tilang kalau dia bukan polisi.
Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang.
Karena dengan peran yang dimilikinya, ia akan dapat mengatur perilaku dirinya
dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peran sekaligus disaat yang
sama seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai istri, ibu, dan
pegawai kantor sekaligus.
C.
Perubahan Sosial
1.
Pengertian
Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan kelompok manusia yang menempati wilayah
tertentu yang terikat oleh nilai dan norma-norma sosial yang selalu mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi pada setiap masyarakat tidak selalu sama,
perubahan itu bisa lambat (evolusi) maupun perubahan cepat (revolusi).
Apabila di dalam suatu kelompok telah mengalami perubahan
yang meliputi berbagai aspek, misalanya organisasi, struktur, nilai dan norma,
kelembagaan, dan mendapat dukungan dan diakui oleh sebagian anggota kelompok,
berarti sudah terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi di masyarakat, dan telah didukung oleh sebagian besar anggota
masyarakat, ini merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan (Nursid
Sumaatmadja, 1980:88).
2.
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu faktor dari dalam dan dari faktor luar. Faktor dari dalam terjadi apabila
dalam kelompok ditandai adanya penemuan-penemuan atau penciptaan-penciptaan
(inovasi). Inovasi akan terjadi apabila anggota-anggota masyarakatnya memiliki
:
a.
Kesadaran akan perlunya meningkatkan kehidupan
secara terus menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila ada rasa tidak
puas terhadap apa yang telah dicapainya, dengan kata lain, adanya dorongan
untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
b.
Anggota masyarakat yang berkualitas, yaitu orang
yang memiliki akal dan daya kreatif tinggi. Orang-orang seperti inilah
merupakan innovator dan modernisator bagi perubahan sosial dalam kelompok yang
bersangkutan.
c.
Suasana persaingan yang sehat diantara
anggota-anggota masyarakat untuk mencapai prestasi yang tinggi demi kemajuan
kelompoknya.
d.
Dorongan kepada anggota yang berprestasi. Baik
berupa piagam penghargaan, maupun insentif, agar mereka terus berprestasi dan
berkarya.
Pada umumnya terdapat beberapa factor yang mendasari
terjadinya perubahan sosial, yaitu faktor yang bersumber dari dalam masyarakat
dan faktor yang bersumber dari luar masyarakat.
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam masyarakat itu
sendiri, antara lain :
a.
Perubahan jumlah penduduk.
b.
Penemuan baru.
c.
Pertentangan sosial.
d.
Pemberontakan.
Sedangkan faktor dari luar dapat disebabkan oleh :
a.
Lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
b.
Faktor pengaruh kebudayaan dari luar
c.
Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam
masyarakat
3.
Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
Berlangsungnya proses perubahan sosial karena adanya
faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penghambat. Faktor-faktor pendorong
jalannya proses perubahan antara lain :
a.
Kontak dengan kebudayaan lain
b.
Kemajuan pendidikan
c.
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan
keinginan untuk maju
d.
Sistem terbuka lapisan masyarakat
e.
Penduduk yang heterogin
f.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap aspek-aspek
kehidupan
g.
Nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha
untuk memperbaiki hidupnya.
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat jalannya proses
perubahan antara lain :
a.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c.
Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
d.
Adanya kepentingan-kepentingan yang telah
tertanam dengan kuat.
e.
Rasa takut akan terjadinya perubahan integrasi
kebudayaannya.
f.
Prasangka terhadap hal-hal baru/asing atau sikap
tertutup.
g.
Adat atau kebiasaan.
h.
Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
i.
Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak
dapat diperbaiki.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Status sosial
adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya.
Cara memperoleh status :
1.
Achieved status
2.
Ascribed status
Peran sosial adalah
peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Status dan peran
adalah dua hal yang saling berkaitan. Status menunjuk pada siapa orangnya,
sedangkan peran menunjukkan apa yang dilakukan oleh orang itu.
Perubahan sosial
adalah perubahan yang terjadi di masyarakat, dan telah didukung oleh
sebagian besar anggota masyarakat, ini merupakan tuntutan kehidupan dalam
mencari kestabilan.
B.
Saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah agar kita
dapat mengetahui lebih jauh mengenai status, peran, dan perubahan sosial.
Penyusun juga berharap agar makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan atau
referensi. Selain itu, diharapkan agar kita dapat menjalankan hak dan kewajiwan
kita sesuai dengan status dan peran sosial dan dapat mengetahui tindakan apa
yang kita ambil dalam menghadapi perubahan sosial.
Sumber: http://nisabumkhairun.blogspot.co.id
Editor: MID group
0 Komentar