MAKALAH
Manajemen
Produksi dan Oprasional
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Bisnis Pengantar.
Dalam penulisan makalah
ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama,
untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar
penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya
perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan
lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini
bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr Wb
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ................................................................................................................
1.2
Rumusan
masalah ..........................................................................................................
1.3
Tujuan
.............................................................................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi Atau
operasi ..............................................................
2.2 Sistem Produksi/Operas .................................................................................................
2.3 Penentuan Lokasi Perusahaan ........................................................................................
2.4 Pengaturan Proses Produksi Atau
Operasi .....................................................................
2.5 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi .........................................................................
2.6 Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan
Standar .................................................
2.7 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi .............................................................................
2.8 Pengawasan Kegiatan Produksi ......................................................................................
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti
di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen
produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi
produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi
atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah
ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan tujuannya, penulis
berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai
Manajemen Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana
pengertian Manajemen Operasi?
1.2.2
Bagaimana
Sistem Produksi/Operasi?
1.2.3
Bagaimana
penentuan lokasi perusahaan/produksi?
1.2.4
Bagaimana
pengaturan proses produksi/operasi?
1.2.5
Bagaimana
rancangan pabrik dan sistem produksi?
1.2.6
Bagaimana
perencanaan produksi dan penentuan standar?
1.2.7
Bagaimana
pengelolaan dalam kegiatan operasi?
1.2.8
Bagaimana
pengawasan kegiatan produksi?
1.3 Tujuan
1.2.1
Mengetahui
pengertian Manajemen Operasi.
1.3.1
Mengetahui
Sistem Produksi/Operasi.
1.3.2
Mengetahui
penentuan lokasi perusahaan/produksi.
1.3.3
Mengetahui
pengaturan proses produksi/operasi.
1.3.4
Mengetahui
perencanaan produksi dan penentuan standar.
1.3.5
Mengetahui
pengelolaan dalam kegiatan operasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi Atau
Operasi
Manajemen
Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Manajemen
operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri
dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
·
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
·
Tahap
Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi;
pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan
perbaikan kesejahteraan pekerja.
·
Tahap
Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan
pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dalam perencanaan,
manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan
mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari
operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan
penggunaan sumber daya produksi.
Dengan
demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
2.2 Sistem Produksi/Operasi
Sistem
operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan
untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga
dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam
sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja,
modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali
syari’at akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping
jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang
dihasilkan.
Lingkungan
eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh,
lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input.
Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan
oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal
juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi
konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang
lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat
mempengaruhi dan membantu proses transformasi..
2.3 Penentuan Lokasi Perusahaan
Terdapat 2 kriteria dalam
menentukan lokasi produksi:
·
Kriteria
subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik
perusahaan dimana keputusan subyektif
ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya
keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat keputusan
subjektif.
·
Kriteria
obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya
keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan,
budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses
transportasi dan lain-lain.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
a) Biaya ruang kerja
Biaya
untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain
tergantung dari letak tanah.
b) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa
dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus
yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi
perusahaan.
c) Insentif pajak
Insentif
pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi
di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
d) Sumber permintaan
Biaya
trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang
dekat sumber permintaan dari konsumen.
e) Akses trasportasi
Perusahaan
lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih
mudah mengakses perusahaan.
dalam menentukan lokasi
bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
Lokasi bisnis Manufaktur
(penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
·
Dengan
penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan
konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar kliwon,
untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.
·
Metode
perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa
alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi
dengan biaya operasi paling rendah.
·
Dengan
pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan
minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis
jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya
angkut.
Namun bisnis jasa yang
mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang
terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel
nomor telephon.
2.4 Pengaturan Proses Produksi Atau
Operasi
Keputusan
mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain
sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan
prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai
berikut:
a. Secara umum,terdapat dua jenis proses
produksi :
Pertama,sistem Produksi Intermiten
Sistem
prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus,
berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai
kapan memulai proses produksi dan kapan
menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang
menggunakan sistem intermiten :
·
Produksi
massal ( mass production)
Umumnya
berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu,
prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.
·
Pilihan
masal (mass customization)
Bahwa
produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen
untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi
variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem proses
produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem
produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk
jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke
penyalur dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti
perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti
ttransportasi transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari
terminal.
b. Proses produksi Pelayanan
·
Produksi
yang standar
Proses
produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain
dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang
distandardisasikan tersebut.
·
Produksi
menurut pesanan
Proses
produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen.
Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
c. Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada
perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
·
Proses
Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam dan sudah
terjadi produksi akhir, misalnya emas,
batu bara, dan sebagainya.
·
Proses
Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam menjadi
produk akhir, misalnya minyak, semen dan
sebagainya.
·
Proses
sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian
diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
·
Proses
Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk
akhir, misalnya elektronik.
2.5 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi
Rancangan
(Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout)
adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang
dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi
dijalankan.
Keputusan
mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana
perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang
kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu
ditentukan dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan
menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu
menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan
sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi
dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai
berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah
rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir
dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain
dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari
bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin
pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai
dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses
penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu
rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang
harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada.
Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari
pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses
selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah
perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah
sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan
berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya
mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat
terbang, atau proses make up artis.
Keputusan
mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung
karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini
dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah
pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip
dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian
seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika
lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung
tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses
produksi diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh
sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang
diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan
atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
2.6 Perencanaan Jumlah Produksi Dan
Penentuan Standar
Perkiraan
jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat
dilakukan beberapa cara antara lain :
a) Penghitungan Forecast Produksi
Forecast
produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat
dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast
produksi dirumuskan :
b) Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP
(Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu
perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama
dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih
besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai
asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan variable; Haraga
jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu tetap; Semua
produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c) Penentuan Standar Kinerja
Standar
kerja yang harus ditetapkan meliputi :
·
Standar
Kualitas
Standar
mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per
atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian
mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi,
monitoring dan tindak lanjut.
·
Standar
Kuantitas
Standar
mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk
mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
·
Standar
Waktu Proses
Standar
waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh
efisiensi yang maksimal.
·
Standar
Produktivitas (Productivity)
Standar
mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.
Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau
bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
·
Total
factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor +
Capital + Material + Energy input + Businnes service.
·
Material
Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
·
Labour
Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.
2.7 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi
a.
Pengaturan
Bahan Baku
Pengatuaran
bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang
akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order
Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya
penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out
Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode
EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalu tersedia pada
leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan
simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak
akibat disimpan; perusahaan memiliki gedang.
Juga
bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku
tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari
pemasok langsung diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu
menyediakan dan menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode
ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.
b.
Keputusan
Operasi
Pengambilan keputusan
merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
·
Keputusan
berkaitan dengan proses
Keputusan
mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk
memproduksi brang dan jasa.
·
Keputusan
berkaitan dengan kapasitas
Keputusan
mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat,
ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
·
Keputusan
berkaitan dengan kesediaan
Keputusan
berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan
kapan dipesan.
·
Keputusan
berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan
berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi
diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
·
Keputusan
berkaitan dengan mutu
Keputusan
yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam
setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan
orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
2.8 Pengawasan Kegiatan Produksi
Pengawasan
dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau
desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari
monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan
dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas
produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
a.
Pembelian
Bahan Baku
Para
menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih
pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan,
kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan
potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b.
Pengawasan
Persediaan Bahan Baku
Pengawasan
persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan
biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa
bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c.
Routing
Roting
ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan
baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat
dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses
produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi
secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat
proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d.
Penjadwalan
Penjadwalan
adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses
produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas
produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan.
Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan
program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas
dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e.
Pengawasan
Kualitas
Kualitas
adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan
pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah
kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan
mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas
dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada
berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain
atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas
monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
a. Pengawasan Terhadap Produk
·
Dengan
Sertivikasi
Sertivikasi
terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar
standart industri, asosiasi dan sebagainya.
·
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemerikasaan
laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur
kimiawinya yang dikandung.
·
Penilaian
Dari Pendapat Konsumen
Pendapat
konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar
pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
b. Pengawasan Terhadap Proses Produksi
·
Dengan
Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses
produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang
yang pekerjanya sejenis.
·
Perolehan
Sertifikasi ISO
Sertifikat
ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada
perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak
lanjutnya.
c. Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja
Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan
ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan
standart yang ditetapkan sebelumnya.
d. Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan
menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan
selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen
Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Unsur
Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan,
meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan dan
penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan
pekerja.
Tahap
Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan
pengawasan biaya produksi dan operasi.
3.2 Saran
Setelah
mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan
dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus tahu
terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang
di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
0 Komentar