MAKALAH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN PADA DINASTI ABBASIYAH
Disusun
Oleh:
Moh
Erli Rizal
Daniel
Maulana
Jazkia
Amelia
Maya
Oktafia
MA SUMBER BUNGUR
PAKONG PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN PADA DINASTI ABBASIYAH”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak
lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih
luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran
yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima
kasih.
DAFTAR ISI
Daftar
isi
Kata
Pengantar
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.
B. Rumusan
Masalah.
C. Tujuan.
BAB
2 PEMBAHASAN
A. Sejarah.
B. Perkembangan
Islam Pada Dinasti Abbasiyyah.
C. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan.
BAB
3 PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran.
Daftar
Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.
Pada zaman dahulu, negara-negara di dunia ini
jumlahnya tidak sebanyak sekarang. Islam sendiri merupakan salah satu negara
yang terpusat di salah satu tempat. Pada zaman Rasulullah, Islam
berpusat/beribukota di Madinah. Sedangkan dalam perkembangan selanjutnya,
negara/kekhalifahan Islam dilanjutkan dengan dipimpin oleh Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali. Setelah Ali, maka barulah timbul perpecahan. Diantaranya
adalah Bani Umayah dan Bani Abbasiyyah. Berikut ini akan kita pelajari tentang
perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyyah.
B. Rumusan
Masalah.
a. Bagaimana
Perkembangan Islam Pada masa Dinasti Abbasiyyah?
b. Bagaimana
Perkembangan Imu Pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyyah?
C. Tujuan.
a. Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan islam serta imu pengetahuan dan kebudayaan pada
masa Dinasti Abbasiyyah.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH SINGKAT BANI ABBASIYYAH
Daulah
Bani Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad yaitu mulai tahun 132-656 H/750-1258 M,
menggantikan Daulah Bani Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun (40-132
H/660-750 M). Dengan wafatnya Marwan bin Muhamad dalam suatu pertmpuran melawan
Bani Abbasiyyah, maka berakhir pulalah kekuasaan Bani Umayyah.
Dinamakan
Bani Abbasiyyah, karena para pendiri dan kholifahnya merupakan keturunan dari
Abbas bin Abdul Muttalib (paman Nabi Muhammad saw.)
Kholifah
yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa
pada tahun 132 – 136 H / 750 – 753 M yang kemudian diikuti oleh kholifah-kholifah
yang lain silih berganti sebanyak 37 kholifah.
Selama
berkuasa Daulah Bani Abbasiyyah mengalami masa kejayannya, mulai dari
berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan kholifah Alt Watsik Billah
tahun 232 H / 879 M. Masa tersebut merupakan masa yang gilang gemilang, bahkan
dapat dikatakan masa keemasan bagi umat Islam. Diantara kholifah yang besar
adalah Abu Abbas Asy Sofa, Abu Jafar al Mansyur, Harun ar Rasyid, Al Makmum, Al
Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka adalah para kholifah yang telah menghantarkan ke
puncak masa kejayaan dan keemasan daulah Bani Abbasiyyah. Setelah itu hampir
tidak ada kholifah yang besar lagi, ini dikarenakan mereka lebih banyak
disibukkan dengan hal duniawi dan saling berebut kekuasaan. Kholifah yang
terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 124 H / 1258 M dan mati
terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan (cucu dari Jengis Khan).
Sesudah
al watsik masih ada lagi 28 kholifah yang memerintah. Tetapi pada umumnya
mereka kurang membawa kemajuan, adapun kholifah yang terakhir yaitu Al Muktasim
Dengan tumbangnya Bani Umayyah, maka kekuasaanpun pindah ke tangan Bani
Abbasiyyah berikut wilayah kekuasaannya kecuali Kordova Spanyol, sehingga
wilayahnya meliputi : Afrika Utara, Mesir, Tripoli dan sekitarnya juga
negaa-negara yang berbeda di Asia Tengah sepeti Turki, Siberika, Romawi Timur,
Persia, Irak, Yaman, Palestina, Afghanistan dan sebagian India dengan
Ibukotanya Bagdad.
Dalam
aktivitas pemerintahannya Daulah Bani Abbasiyyah mengambil pusat kegiatannya di
kota Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibu kota negara. Dari sinilah
segala kegiatan baik politik, sosial, ekonomi, keuangan, kekuasaan,
pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain dijalankan.
Kota
Baghdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun boleh memasuki
dan tinggal di kota tersebut, sehingga semua bangsa yang menganut berbagai
agama dan keyakinan diijinkan bermukim didalamnya, dengan begitu Baghdad
menjadi kota interenasional yang sangat ramai dan didalamnya berkumpul berbagai
unsur : Arab, Turki, Persia, Romawi. Qibthi dan sebagainya.
Sehingga
bisa diketakan, bahwa pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah upaya perluasan
daerah kurang begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini ditandai dengan
munculnya para ilmuwan/cendekiawan dan ulama yang terkenal seperti halnya Ibnu
Sina Al Gozali –Al Farabi, Imam Syafii, Hanafi, Hambali, Imam Maliki, Ibnu
Rusydi kholifah yang telah membawa kemajuan Bani Abbasiyyah dan lain-lain.
B.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI
ABBASIYYAH
Pada
masa Daulah Abbasiyyah kehidupan peradaban Islam sangat maju, sehingga pada
masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam, karena kaum muslim sudah
sampai pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan, politik, ekonomi
dan keuangan lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, baik
pengetahuan agama maupun pengetahuan umum mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Berbagai ilmu telah lahir. Hal ini dikarenakan antara lain :
a. Penerjemahan
buku berbahasa asing seperti halnyaYunani, Mesir, Persia, India dan lain-lain
kedalam bahasa Arab dengan sangat gencar.
b. Penelitian
dan pengkajian yang dilakukan oleh kaum muslimin itu sendiri.
Buku-buku
yang diterjemahkan antara lain : Ilmu kedokteran, Kimia, Ilmu Alam, Mantiq
(logika), Filsaft Al Jabar, Ilmu Falaq, Matematika, Seni dan lain-lain.
Penerjemahan dan penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada masa
pemerintahan Abu Ja’far, Harun ar Rosyid – Al Makmum dan Mahdi. Lebih-lebih
pada masa pemerintahan Harun Ar Rosyid, beliau sangat serius dalam memajukan
pengetahuan tersebut, sehingga didirikanlah lembaga ilmu pengetahuan yang
diberi nama “BAITUL HIKMAH” sebagai pusat penerjemahan penelitian dan
pengkajian ilmu perpustakaan serta lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi).
Dengan
begitu kaum muslimin dapat mempelajari berbagai ilmu dalam bahasa Arab. Dan
hasilya bermunculan sarjana-sarjana besar muslim dari berbagai disiplin ilmu
yang sangat terkenal juga ulama-ulama besar yang sangat tersohor seperti halnya
iman Abu Hanafi – Imam Malik – Imam Syfai – Imam Hambali, Imam Bukhori dan imam
muslim dan lain-lain.
Kemajuan
demikian tidak lain karena kepemimpinan dijalankan para kholifah/Sultan yang
mempunyai kharisma, professional disamping kaum muslim juga mempunyai kesadaran
yang tinggi dalam memperjuangkan islam ke tempat yang paling atas. Akhirnya
terjadilah perpaduan yang sangat menguntungkan bagi perkembangan peradaban
Islam.
Ilmu
pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para
khalifah dan pembesar lainnya membuka peluang seluas-luasnya untuk kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, Para khalifah sendiri pada umumnya adalah
ulama-ulama yang mencintai ilmu, menghormati para sarjana dan memuliakan para pujangga.
Mereka benar-benar menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mereka mempraktekkan
syariat islam : bahwa tinggi rendahnya derajat dan martabat seseorang
tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan yang ia miliki disamping
ketakwaannya pada Allah SWT., sebagaimana firman Allah.
SWT
QS. Al Mujadalah [58] : 11
يَرْفَعِ
اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya
: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang dberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al Mujaddalah.11)
Para
kholifah dalam memandang ilmu pengetahuan sangat menghargai dan memuliakannya.
Oleh karena itu mereka membuka peluang seluas-luasnya terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan kepada seluruh mahasiswa baik dari kalangan islam maupun
kalangan lainnya. Para khalifah sendiri pada umumnya seorang ulama yang
mencintai ilmu, menghormati sarjana dan para pujangga.
Kebebasan
berfikir sangat dijunjung tinggi. Para sarjana (ulama) dibebaskan untuk
berijtihad mengembangkan daya intelektualnya dan bebas dari belenggu taqlid.
Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum atau agama berkembang sangat tinggi.
Sebagai bukti antara lain :
1. Didirikanlah
Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan, peneliti dan pengkajian ilmu
pengetahuan baik agama maupun umum.
2. Didirikan
“Majelis Munazarot” yaitu suatu tempat berkumpulnya para sarjana muslim, untuk
membahas ilmu pengetahuan, para sarjana muslim untuk membahas ilmu pengetahuan,
para sajarna muslim diberi kebebasan berfikir dari ilmu pengetahuan tersebut.
3. Dibentuk
Korps Ulama yang anggotanya terdiri dari berbagai negara dan berbagai agama
yang bertugas menterjemahkan, membahas dan menyusun sisa-sisa kebudayaan kuno,
sehingga pada masa itu muncullah tokoh-tokoh muslim yang menyebarluaskan agama
Islam dan menghasilkan karya-karya yang besar antara lain :
a. Imam
Abu Hanifah ( 700 – 767 M ). Imam Malik ( 713 – 765 M ) Imam Syafii ( 767 – 820
M ) Imam Ahmad bin Hanibal ( 780 – 857 M ).
Para
mujtahiq yang mencurahkan segala kemampauannya untuk mendapatkan ilmu praktis
dan syareat Islam yang digali dari Qur’an dan hadist yang terkenal dengan ilmu
fikih. Sehingga ajaran islam mudah untuk diamalkan.
b.
Imam Sibawaih is bin Umar as Saqofi
sebagai tokoh bahasa
Arab,
Nahwu shorof Balaghoh dan lain-lain.
·
Imam bukhori dengan hasil karyanya
shoheh Bukhari.
·
Imam Muslim dengan hasil karyanya shoheh
muslimnya
·
Imam Abu dawud dengan hasil karyanya
Sunan Abu Dawudnya.
·
Imam bin Majah dengan hasil karyanya
Sunan ibnu majahnya
·
Imam Tirmidhi dengan hasil karyanya
sunan Tirmidhinya
c. Rabi’ah
al Adawiyah ahli tasawuf dengan ajarannya mahabbah.
d. Abu
Hamid Muhammad bin Ahmad Ghozali dengan hasil karyanya ihya ulumudin.
C. PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN DI MASA BANI ABBASIYYAH
Kemajuan
yang dicapai pada masa kejayaan Islam, yakni terjadi pada masa pemerintahan
Daulah Bani Abbasiyyah, dalam segala bidang, khususnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dll. Pada masa itu kemajuan ilmu pengetahuan begitu
pesatnya, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
a)
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
1) Ilmu
Tafsir
Ilmu
tafsir yaitu ilmu yang menjelaskan tentang makna/kandungan ayat Al Qur’an,
sebab-sebab turunnya ayat / Azbabun nuzulnya, hukumnya dan lain-lain. Adapun
ahli tafsir yang termasyur ketika itu antara lain :
a. Ibnu
Jarir At Thabari dengan tafsirnya Al-Qur’annul Azim sebanyak 30 juz
b. Abu
Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.
2) Ilmu
Hadist
Ilmu
hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang hadist dari sunat, perawinya, isi
dll. Pada masa itu bermunculan ahli-ahli hadist yang besar dan terkenal beserta
hasil karyanya, antara lain :
a. Imam
Bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Baghdad, kitabnya yang termasyur adalah
al-Jami’us shohih dan terkenal dengan shohih Bukhori.
b. Imam
Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur. Kitabnya Jaim’us Shohih dan terkenal
dengan ”Shahih Muslim”
c. Abu
Dawud dengan kitab hadistnya berjudul “Sunan Abu Dawud”.
d. Ibnu
majah dengan kitab hadistnya Sunan Ibnu majah.
e. At-Turmidhi
dengan kitabnya “Sunan Turmidhi
f. Dan
lain-lain
3) Ilmu
Fikih
Ilmu
fikih, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum Islam (segala sesuatu
yang diwajibkan, dimakruhkan, dibolehkan dan yang diharamkam oleh agama Islam.
Beberapa tokoh fikih yang termasyur ialah :
a. Imam
Abu Hanifah ( 80 – 150H / 700 – 767M ) beliau menyusun madzhabnya yaitu madzhab
Hanafi.
b. Imam
Malik Bin Anas, lahir di Madinah tahun 93 H / 788 M dan meninggal di Hijaz pada
tahun 170 H / 788 M, beliau menyusun madzhab Maliki.
c. Imam
Syafii nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafi’i (150 – 204H/767 –
820M ), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal Al-Qur’an dan menyusun madzhabnya
yaitu madzhab Syafi’i.
d. Imam
hambali ( 164 – 241H / 780 – 855M ), beliau menyusun madzhabnya, yaitu madzhab
Hambali. Para mujtahidin mencurahkan segala kemampuannya untuk mendapatkan
ilmu-ilmu praktis dalam syariat Islam sehingga umat Islam dengan mudah dapat
melaksanakan.
4) Ilmu
Tasawuf
Ilmu
tasawuf, yaitu ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati. Pikiran dan
ucapan dari sifat yang tercela, sehingga tumbuh rasa taqwa dan dekat kepada
Allah. Untuk dapat mencapai kebahagiaan abadi (bersih lahir dan bathin). Orang
muslim yang menjalani kehidupan tasawuf disebut “Sufi”. Tokohnya antara lain :
a. Rabi’ah
Adawiyah (lahir di Baghdad tahun 714 M ajaran tasawufnya dinamakan “Mahabbah” .
b. Abu
Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059 – 111 M) – hasil karyanya yang
terkenal adalah “Ihya Ulumuddin”
c. Abdul
Farid Zunnu Al Misri, lahir tahun 156 H / 773 M – 245 H / 860 M), beliau dapat
membaca Hieroglif yang ditinggalkan di zaman Firaun (Mesir).
5) Filsafat
Islam
Filsafat
islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakekat
segala sesuatu yang ada, sebab asal hukumnya atau ketentuan-ketentuannya
berdasarkan al-Quran dan hadist.
Manfaat
filsafat islam adalah untuk menemukan hakekat segala sesuatu sebagai ciptaan
Allah dan merupakan bukti kebesaranNya. ( QS Ali Imran 190 )
إِنَّ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ
لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya
: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”(QS. Ali Imron
190).
Adapun
totkoh filsafat Islam antara lain :
a. Al-Kindi
( 185 – 252H / 805 – 873M ), terkenal dengan sebutan “Filosof Arab” beliau
menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab. Bermacam-macam ilmu telah
dikajinya, terutama filsafat. Al Kindi bukan hanya Filosof, tetapi juga ahli
ilmu matematika, astronomi, formakologi dan sebagainya.
b. Al
Farabi ( 180 – 260H / 780 – 863M ) beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam
bahasa Arab. Al Farabi banyak menulis buku mengenai logika, matematika, fisika,
metafisika, kimia, etika dan sebagainya. Filsafatnya mengenai logika antara
lain dalam bukunya “Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo”, menjelaskan logika adalah
ilmu tentang pedoman yang dapat menegakkan pikiran dan dapat menunjukkannya
kepada kebenaran. Dia digelari sebagai guru besar kedua, setelah Aristoteles
yang menjadi guru besar pertama, buah karyanya banyak diterjemahkan ke dalam
bahasa Eropa.
c. Ibnu
Sina (Abdullah bin Sina) ( 370 – 480H / 980 – 1060M ). Di Eropa dikenal dengan
nama Avicena. Sejak kecil ia telah belajar bahasa arab, geometri, fisika,
Logika, Teologi Islam, Ilmu-ilmu Islam dan Kedokteran. Beliau seorang dokter di
kota Hamazan Persia menulis buku-buku kedokteran dan mengadakan penelitian
tentang berbagai macam jenis penyakit, beliau juga seorang filosof yang
terkenal dengan idenya mengenai faham serba wujud atau Wahdatul wujud, juga
ahli fisika dan ahli jiwa. Pada usia 17 tahun ia sangat terkenal. Karangan Ibnu
Sina lebih dari dua ratus buku, yang terkenal antara lain :
1. ASY
SYIFA, buku ini adalah buku filsafat, terdiri atas empat bagian yaitu logika,
fisika, matematika dan metafisika.
2. AL-QONUN
atau CANON OF MEDICINE. Menurut penyebutan orangorang barat, buku ini pernah
diterjemahkan kedalam bahasa latin dan pernah menjadi buku standar untuk
Universitas-universitas Eropa sampai akhir abad ke-17.
d. Ibnu
Rusyd
Dilahirkan
di Cardova pada tahun 250 H / 1126 M dan meninggal tahun 675 H / 1198 M. Dia
dikenal di Eropa dengan nama Averroes. Dia adalah ahli filsafat yang dikenal
dengan sebutan bapak Rasionalisme, dia juga hali ilmu hayat, ilmu fisika, ilmu
falak, ilmu akhlaq juga ilmu kedokteran, ilmu fikih. Karyanya antara lain :
-
Fasul Maqol fima Baina al Hikmati
Wasyari’at Minal Ittisal.
-
Bidayatul Mujtahid
-
Tahafutut Tahafud
-
Fikih
Karangan
beliau hingga kini masih banyak dijumpai di perpustakaan Eropa dan Amerika.
6) Kedokteran
Pada
masa daulah Bani Abbasiyyah kedokteran mengalami perkembangan dan kemajuan,
khususnya tatkala pemerintahan Harun ar Rosyid dan khalifah-khalifah besar
sesudahnya. Pada waktu itu sekolah-sekolah tinggi kedokteran didirikan,
sehingga banyak mencetak sarjana kedokteran.
Diantara
dokter-dokter muslim tersebut yang terkenal antara lain :
a. Hunain
Ibnu Iskak, lair pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874 M. beliau adalah
dokter spesialis mata, karyanya adalah buku-buku tentang berbagai penyakit, dan
banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa Yunani kedalam bahasa
Arab.
b. Ibnu
Sina, disamping filosof juga sebagai tokoh kedokteran, bukunya yang sangat
terkenal dibidang kedokteran adalah Al-Qonun Fi Al-tib dijadikan buku pedoman
kedokteran di Universitas-universitas Eropa maupun negara-negara Islam.
7) Astronomi
adalah ilmu yang mempelajari perjalanan matahari, bumi, bulan dan
bintang-bintang dan planet-planet yang lain. Tokoh-tokohnya antara lain :
-
Abu Mansur Al Falaqi
-
Jabir Al Batani, beliau pencipta alat
teropong bintang yang pertama.
8) Matematika
Para
tokohnya antara lain :
a) Al-Khawarizmi
(194 – 266 H) Beliau telah menyusun buku Aljabar, dan yang menemukan angka nol
(0). Angka 1-9 berasal dari Hindu, yang telah dikembangkan oleh umat Islam
(Arab).
b) Umar
Khayam, Buku karyanya adalah Treatise On Algebra dan buku ini telah
diterjemahkan kedalam bahasa Perancis.
9) Sejarah
Sejarah
ialah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa lampau yang
meliputi waktu dan tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya, peristiwanya dan
disusun secara sistimatis. Dengan mempelajari sejarah seseorang dapat mengambil
pelajaran dan manfaatnya dan hikmahnya dari peristiwa tersebut.
QS
Yusuf [12] : 111
كَانَ
فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya
: “Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat Pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal.” (QS. Yusuf 111)
Tokoh
sejarah antara lain :
a. Ibnu
Qutaibah (828 M – 889 M0 dengan hasil karyanya Uyun Al Akhbar yang berisi
sejarah politik negeri-negeri islam.
b. At
Thabari (839 M – 923 M) menulis tentang sejarah para rasul dan raja-raja.
c. Ibnu
Khaldun 1332 M – 1406 M hasil karyanya Al-Ihbar banyaknya 7 jilid dan setiap
jilidnya berisi 500 halaman.
b)
Perkembangan
Kebudayaan
Kemajuan
yang dicapai Daulah Bani Abbasiyyah, disamping ilmu pengetahuan, berkembang
pula bidang kebudayaan yang ditandai dengan munculnya berbagai karya seni.
Dalam bidang seni rupa telah mengalami kemajuan yang pesat antara lain pahat,
ukir, sulam, seni lukis, kaligrafi dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat di
dinding-dinding istana kholifah, masjid, gedung yang indah dan megah. Seni
ukir, kaligrafi, hasil karyanya bisa diliha di Masjid-masjid, istana kholifah
dan gedung-gedung yang megah. Seni sulam menghiasi permadani, pakaian, hiasan
dinding dan sebagainya. Demikian juga dengan seni lainnya diantaranya :
-
Seni Lukis mengalami kemajuan dan
lahirlan pelukis terkenal yang bernama Abdul Karim mansur yang nama aslinya
Firdaussi. Beliau yang pertama kali membuat buku bergambar di dunia ini dengan
judulnya Syah Nama. Buku ini telah disalin kedalam bahasa Perancis, Inggris dan
Jerman.
-
Seni Bangunan, berdiri gedung-gedung
yang kokoh dengan arsiteknya yang indah dan megah, antara lain : istana Raja,
Masjid, dan lain-lain.
-
Seni Suara, Seni Musik dan Seni Tari
juga mengalamii kemajuan sebagai bukti muncullah penyanyi-penyanyi terkenal,
sekolah, sekolah musik dan pabrik-pabrik alat musik. Demikian juga dengan seni
bahasa, bermuncullah sastrawan-sastrawan terkenal.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Banyak sekali
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada masa dinasti Abbasiyyah
diantaranya:
a) Ilmu
Pengetahuan Islam dan Umum.
1. Ilmu
Tafsir.
2. Ilmu
Hadist.
3. Ilmu
Fiqih.
4. Ilmu
Tasawuf.
5. Fisafat
Islam.
7. Matematika.
8. Sejarah.
b) Kebudayaan.
1. Seni
Lukis.
2. Seni
Bangunan.
3. Seni
Suara.
B. Saran.
Makalah
ini jauh dari kata sempurna, jadi baik untu guru pengajar dan pembaca untuk
memberi kritikan dan saran agar makalah ini bisadi perbaiki untuk masa yang akan
datang.
0 Komentar