Ad Code

MAKALAH SKI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan pada Masa Dinasti Abbasiyah



MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN PADA DINASTI ABBASIYAH









 








Disusun Oleh:
Moh Erli Rizal
Daniel Maulana
Jazkia Amelia
Maya Oktafia


MA SUMBER BUNGUR PAKONG PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN PADA DINASTI ABBASIYAH”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima kasih.



DAFTAR ISI
Daftar isi
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
B.     Rumusan Masalah.
C.     Tujuan.
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Sejarah.
B.     Perkembangan Islam Pada Dinasti Abbasiyyah.
C.     Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan.
BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan.
B.     Saran.
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Pada zaman dahulu, negara-negara di dunia ini jumlahnya tidak sebanyak sekarang. Islam sendiri merupakan salah satu negara yang terpusat di salah satu tempat. Pada zaman Rasulullah, Islam berpusat/beribukota di Madinah. Sedangkan dalam perkembangan selanjutnya, negara/kekhalifahan Islam dilanjutkan dengan dipimpin oleh Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Setelah Ali, maka barulah timbul perpecahan. Diantaranya adalah Bani Umayah dan Bani Abbasiyyah. Berikut ini akan kita pelajari tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyyah.

B.     Rumusan Masalah.
a.       Bagaimana Perkembangan Islam Pada masa Dinasti Abbasiyyah?
b.      Bagaimana Perkembangan Imu Pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyyah?

C.     Tujuan.
a.       Untuk mengetahui bagaimana perkembangan islam serta imu pengetahuan dan kebudayaan pada masa Dinasti Abbasiyyah.



BAB 2
PEMBAHASAN
A.    SEJARAH SINGKAT BANI ABBASIYYAH
Daulah Bani Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad yaitu mulai tahun 132-656 H/750-1258 M, menggantikan Daulah Bani Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun (40-132 H/660-750 M). Dengan wafatnya Marwan bin Muhamad dalam suatu pertmpuran melawan Bani Abbasiyyah, maka berakhir pulalah kekuasaan Bani Umayyah.
Dinamakan Bani Abbasiyyah, karena para pendiri dan kholifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Muttalib (paman Nabi Muhammad saw.)
Kholifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa pada tahun 132 – 136 H / 750 – 753 M yang kemudian diikuti oleh kholifah-kholifah yang lain silih berganti sebanyak 37 kholifah.
Selama berkuasa Daulah Bani Abbasiyyah mengalami masa kejayannya, mulai dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan kholifah Alt Watsik Billah tahun 232 H / 879 M. Masa tersebut merupakan masa yang gilang gemilang, bahkan dapat dikatakan masa keemasan bagi umat Islam. Diantara kholifah yang besar adalah Abu Abbas Asy Sofa, Abu Jafar al Mansyur, Harun ar Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka adalah para kholifah yang telah menghantarkan ke puncak masa kejayaan dan keemasan daulah Bani Abbasiyyah. Setelah itu hampir tidak ada kholifah yang besar lagi, ini dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan hal duniawi dan saling berebut kekuasaan. Kholifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 124 H / 1258 M dan mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan (cucu dari Jengis Khan).
Sesudah al watsik masih ada lagi 28 kholifah yang memerintah. Tetapi pada umumnya mereka kurang membawa kemajuan, adapun kholifah yang terakhir yaitu Al Muktasim Dengan tumbangnya Bani Umayyah, maka kekuasaanpun pindah ke tangan Bani Abbasiyyah berikut wilayah kekuasaannya kecuali Kordova Spanyol, sehingga wilayahnya meliputi : Afrika Utara, Mesir, Tripoli dan sekitarnya juga negaa-negara yang berbeda di Asia Tengah sepeti Turki, Siberika, Romawi Timur, Persia, Irak, Yaman, Palestina, Afghanistan dan sebagian India dengan Ibukotanya Bagdad.
Dalam aktivitas pemerintahannya Daulah Bani Abbasiyyah mengambil pusat kegiatannya di kota Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibu kota negara. Dari sinilah segala kegiatan baik politik, sosial, ekonomi, keuangan, kekuasaan, pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain dijalankan.
Kota Baghdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun boleh memasuki dan tinggal di kota tersebut, sehingga semua bangsa yang menganut berbagai agama dan keyakinan diijinkan bermukim didalamnya, dengan begitu Baghdad menjadi kota interenasional yang sangat ramai dan didalamnya berkumpul berbagai unsur : Arab, Turki, Persia, Romawi. Qibthi dan sebagainya.

Sehingga bisa diketakan, bahwa pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah upaya perluasan daerah kurang begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini ditandai dengan munculnya para ilmuwan/cendekiawan dan ulama yang terkenal seperti halnya Ibnu Sina Al Gozali –Al Farabi, Imam Syafii, Hanafi, Hambali, Imam Maliki, Ibnu Rusydi kholifah yang telah membawa kemajuan Bani Abbasiyyah dan lain-lain.
B.     PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYYAH
Pada masa Daulah Abbasiyyah kehidupan peradaban Islam sangat maju, sehingga pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam, karena kaum muslim sudah sampai pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan, politik, ekonomi dan keuangan lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan umum mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai ilmu telah lahir. Hal ini dikarenakan antara lain :
a.       Penerjemahan buku berbahasa asing seperti halnyaYunani, Mesir, Persia, India dan lain-lain kedalam bahasa Arab dengan sangat gencar.
b.      Penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh kaum muslimin itu sendiri.
Buku-buku yang diterjemahkan antara lain : Ilmu kedokteran, Kimia, Ilmu Alam, Mantiq (logika), Filsaft Al Jabar, Ilmu Falaq, Matematika, Seni dan lain-lain. Penerjemahan dan penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada masa pemerintahan Abu Ja’far, Harun ar Rosyid – Al Makmum dan Mahdi. Lebih-lebih pada masa pemerintahan Harun Ar Rosyid, beliau sangat serius dalam memajukan pengetahuan tersebut, sehingga didirikanlah lembaga ilmu pengetahuan yang diberi nama “BAITUL HIKMAH” sebagai pusat penerjemahan penelitian dan pengkajian ilmu perpustakaan serta lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi).
Dengan begitu kaum muslimin dapat mempelajari berbagai ilmu dalam bahasa Arab. Dan hasilya bermunculan sarjana-sarjana besar muslim dari berbagai disiplin ilmu yang sangat terkenal juga ulama-ulama besar yang sangat tersohor seperti halnya iman Abu Hanafi – Imam Malik – Imam Syfai – Imam Hambali, Imam Bukhori dan imam muslim dan lain-lain.
Kemajuan demikian tidak lain karena kepemimpinan dijalankan para kholifah/Sultan yang mempunyai kharisma, professional disamping kaum muslim juga mempunyai kesadaran yang tinggi dalam memperjuangkan islam ke tempat yang paling atas. Akhirnya terjadilah perpaduan yang sangat menguntungkan bagi perkembangan peradaban Islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka peluang seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, Para khalifah sendiri pada umumnya adalah ulama-ulama yang mencintai ilmu, menghormati para sarjana dan memuliakan para pujangga. Mereka benar-benar menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mereka mempraktekkan syariat islam : bahwa tinggi rendahnya derajat dan martabat seseorang tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan yang ia miliki disamping ketakwaannya pada Allah SWT., sebagaimana firman Allah.
SWT QS. Al Mujadalah [58] : 11
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang dberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al Mujaddalah.11)
Para kholifah dalam memandang ilmu pengetahuan sangat menghargai dan memuliakannya. Oleh karena itu mereka membuka peluang seluas-luasnya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan kepada seluruh mahasiswa baik dari kalangan islam maupun kalangan lainnya. Para khalifah sendiri pada umumnya seorang ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan para pujangga.
Kebebasan berfikir sangat dijunjung tinggi. Para sarjana (ulama) dibebaskan untuk berijtihad mengembangkan daya intelektualnya dan bebas dari belenggu taqlid. Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum atau agama berkembang sangat tinggi. Sebagai bukti antara lain :
1.      Didirikanlah Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan, peneliti dan pengkajian ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.
2.      Didirikan “Majelis Munazarot” yaitu suatu tempat berkumpulnya para sarjana muslim, untuk membahas ilmu pengetahuan, para sarjana muslim untuk membahas ilmu pengetahuan, para sajarna muslim diberi kebebasan berfikir dari ilmu pengetahuan tersebut.
3.      Dibentuk Korps Ulama yang anggotanya terdiri dari berbagai negara dan berbagai agama yang bertugas menterjemahkan, membahas dan menyusun sisa-sisa kebudayaan kuno, sehingga pada masa itu muncullah tokoh-tokoh muslim yang menyebarluaskan agama Islam dan menghasilkan karya-karya yang besar antara lain :

a.       Imam Abu Hanifah ( 700 – 767 M ). Imam Malik ( 713 – 765 M ) Imam Syafii ( 767 – 820 M ) Imam Ahmad bin Hanibal ( 780 – 857 M ).
Para mujtahiq yang mencurahkan segala kemampauannya untuk mendapatkan ilmu praktis dan syareat Islam yang digali dari Qur’an dan hadist yang terkenal dengan ilmu fikih. Sehingga ajaran islam mudah untuk diamalkan.
b.      Imam Sibawaih is bin Umar as Saqofi sebagai tokoh bahasa
Arab, Nahwu shorof Balaghoh dan lain-lain.
·         Imam bukhori dengan hasil karyanya shoheh Bukhari.
·         Imam Muslim dengan hasil karyanya shoheh muslimnya
·         Imam Abu dawud dengan hasil karyanya Sunan Abu Dawudnya.
·         Imam bin Majah dengan hasil karyanya Sunan ibnu majahnya
·         Imam Tirmidhi dengan hasil karyanya sunan Tirmidhinya
c.       Rabi’ah al Adawiyah ahli tasawuf dengan ajarannya mahabbah.
d.      Abu Hamid Muhammad bin Ahmad Ghozali dengan hasil karyanya ihya ulumudin.

C.     PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN DI MASA BANI ABBASIYYAH
Kemajuan yang dicapai pada masa kejayaan Islam, yakni terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyyah, dalam segala bidang, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dll. Pada masa itu kemajuan ilmu pengetahuan begitu pesatnya, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
a)      Perkembangan Ilmu Pengetahuan

1)      Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir yaitu ilmu yang menjelaskan tentang makna/kandungan ayat Al Qur’an, sebab-sebab turunnya ayat / Azbabun nuzulnya, hukumnya dan lain-lain. Adapun ahli tafsir yang termasyur ketika itu antara lain :
a.       Ibnu Jarir At Thabari dengan tafsirnya Al-Qur’annul Azim sebanyak 30 juz
b.      Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.

2)      Ilmu Hadist
Ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang hadist dari sunat, perawinya, isi dll. Pada masa itu bermunculan ahli-ahli hadist yang besar dan terkenal beserta hasil karyanya, antara lain :
a.       Imam Bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Baghdad, kitabnya yang termasyur adalah al-Jami’us shohih dan terkenal dengan shohih Bukhori.
b.      Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur. Kitabnya Jaim’us Shohih dan terkenal dengan ”Shahih Muslim”
c.       Abu Dawud dengan kitab hadistnya berjudul “Sunan Abu Dawud”.
d.      Ibnu majah dengan kitab hadistnya Sunan Ibnu majah.
e.       At-Turmidhi dengan kitabnya “Sunan Turmidhi
f.       Dan lain-lain

3)      Ilmu Fikih
Ilmu fikih, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum Islam (segala sesuatu yang diwajibkan, dimakruhkan, dibolehkan dan yang diharamkam oleh agama Islam. Beberapa tokoh fikih yang termasyur ialah :
a.       Imam Abu Hanifah ( 80 – 150H / 700 – 767M ) beliau menyusun madzhabnya yaitu madzhab Hanafi.
b.      Imam Malik Bin Anas, lahir di Madinah tahun 93 H / 788 M dan meninggal di Hijaz pada tahun 170 H / 788 M, beliau menyusun madzhab Maliki.
c.       Imam Syafii nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafi’i (150 – 204H/767 – 820M ), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal Al-Qur’an dan menyusun madzhabnya yaitu madzhab Syafi’i.
d.      Imam hambali ( 164 – 241H / 780 – 855M ), beliau menyusun madzhabnya, yaitu madzhab Hambali. Para mujtahidin mencurahkan segala kemampuannya untuk mendapatkan ilmu-ilmu praktis dalam syariat Islam sehingga umat Islam dengan mudah dapat melaksanakan.

4)      Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati. Pikiran dan ucapan dari sifat yang tercela, sehingga tumbuh rasa taqwa dan dekat kepada Allah. Untuk dapat mencapai kebahagiaan abadi (bersih lahir dan bathin). Orang muslim yang menjalani kehidupan tasawuf disebut “Sufi”. Tokohnya antara lain :
a.       Rabi’ah Adawiyah (lahir di Baghdad tahun 714 M ajaran tasawufnya dinamakan “Mahabbah” .
b.      Abu Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059 – 111 M) – hasil karyanya yang terkenal adalah “Ihya Ulumuddin”
c.       Abdul Farid Zunnu Al Misri, lahir tahun 156 H / 773 M – 245 H / 860 M), beliau dapat membaca Hieroglif yang ditinggalkan di zaman Firaun (Mesir).

5)      Filsafat Islam
Filsafat islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakekat segala sesuatu yang ada, sebab asal hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan al-Quran dan hadist.
Manfaat filsafat islam adalah untuk menemukan hakekat segala sesuatu sebagai ciptaan Allah dan merupakan bukti kebesaranNya. ( QS Ali Imran 190 )
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”(QS. Ali Imron 190).
Adapun totkoh filsafat Islam antara lain :
a.       Al-Kindi ( 185 – 252H / 805 – 873M ), terkenal dengan sebutan “Filosof Arab” beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab. Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama filsafat. Al Kindi bukan hanya Filosof, tetapi juga ahli ilmu matematika, astronomi, formakologi dan sebagainya.
b.      Al Farabi ( 180 – 260H / 780 – 863M ) beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab. Al Farabi banyak menulis buku mengenai logika, matematika, fisika, metafisika, kimia, etika dan sebagainya. Filsafatnya mengenai logika antara lain dalam bukunya “Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo”, menjelaskan logika adalah ilmu tentang pedoman yang dapat menegakkan pikiran dan dapat menunjukkannya kepada kebenaran. Dia digelari sebagai guru besar kedua, setelah Aristoteles yang menjadi guru besar pertama, buah karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa.
c.       Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) ( 370 – 480H / 980 – 1060M ). Di Eropa dikenal dengan nama Avicena. Sejak kecil ia telah belajar bahasa arab, geometri, fisika, Logika, Teologi Islam, Ilmu-ilmu Islam dan Kedokteran. Beliau seorang dokter di kota Hamazan Persia menulis buku-buku kedokteran dan mengadakan penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit, beliau juga seorang filosof yang terkenal dengan idenya mengenai faham serba wujud atau Wahdatul wujud, juga ahli fisika dan ahli jiwa. Pada usia 17 tahun ia sangat terkenal. Karangan Ibnu Sina lebih dari dua ratus buku, yang terkenal antara lain :
1.      ASY SYIFA, buku ini adalah buku filsafat, terdiri atas empat bagian yaitu logika, fisika, matematika dan metafisika.
2.      AL-QONUN atau CANON OF MEDICINE. Menurut penyebutan orangorang barat, buku ini pernah diterjemahkan kedalam bahasa latin dan pernah menjadi buku standar untuk Universitas-universitas Eropa sampai akhir abad ke-17.

d.      Ibnu Rusyd
Dilahirkan di Cardova pada tahun 250 H / 1126 M dan meninggal tahun 675 H / 1198 M. Dia dikenal di Eropa dengan nama Averroes. Dia adalah ahli filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak Rasionalisme, dia juga hali ilmu hayat, ilmu fisika, ilmu falak, ilmu akhlaq juga ilmu kedokteran, ilmu fikih. Karyanya antara lain :
-          Fasul Maqol fima Baina al Hikmati Wasyari’at Minal Ittisal.
-          Bidayatul Mujtahid
-          Tahafutut Tahafud
-          Fikih
Karangan beliau hingga kini masih banyak dijumpai di perpustakaan Eropa dan Amerika.
6)      Kedokteran
Pada masa daulah Bani Abbasiyyah kedokteran mengalami perkembangan dan kemajuan, khususnya tatkala pemerintahan Harun ar Rosyid dan khalifah-khalifah besar sesudahnya. Pada waktu itu sekolah-sekolah tinggi kedokteran didirikan, sehingga banyak mencetak sarjana kedokteran.
Diantara dokter-dokter muslim tersebut yang terkenal antara lain :
a.       Hunain Ibnu Iskak, lair pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874 M. beliau adalah dokter spesialis mata, karyanya adalah buku-buku tentang berbagai penyakit, dan banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
b.      Ibnu Sina, disamping filosof juga sebagai tokoh kedokteran, bukunya yang sangat terkenal dibidang kedokteran adalah Al-Qonun Fi Al-tib dijadikan buku pedoman kedokteran di Universitas-universitas Eropa maupun negara-negara Islam.

7)      Astronomi adalah ilmu yang mempelajari perjalanan matahari, bumi, bulan dan bintang-bintang dan planet-planet yang lain. Tokoh-tokohnya antara lain :
-          Abu Mansur Al Falaqi
-          Jabir Al Batani, beliau pencipta alat teropong bintang yang pertama.

8)      Matematika            
Para tokohnya antara lain :
a)      Al-Khawarizmi (194 – 266 H) Beliau telah menyusun buku Aljabar, dan yang menemukan angka nol (0). Angka 1-9 berasal dari Hindu, yang telah dikembangkan oleh umat Islam (Arab).
b)      Umar Khayam, Buku karyanya adalah Treatise On Algebra dan buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Perancis.

9)      Sejarah
Sejarah ialah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa lampau yang meliputi waktu dan tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya, peristiwanya dan disusun secara sistimatis. Dengan mempelajari sejarah seseorang dapat mengambil pelajaran dan manfaatnya dan hikmahnya dari peristiwa tersebut.
QS Yusuf [12] : 111
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat Pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf 111)
Tokoh sejarah antara lain :
a.       Ibnu Qutaibah (828 M – 889 M0 dengan hasil karyanya Uyun Al Akhbar yang berisi sejarah politik negeri-negeri islam.
b.      At Thabari (839 M – 923 M) menulis tentang sejarah para rasul dan raja-raja.
c.       Ibnu Khaldun 1332 M – 1406 M hasil karyanya Al-Ihbar banyaknya 7 jilid dan setiap jilidnya berisi 500 halaman.

b)     Perkembangan Kebudayaan
Kemajuan yang dicapai Daulah Bani Abbasiyyah, disamping ilmu pengetahuan, berkembang pula bidang kebudayaan yang ditandai dengan munculnya berbagai karya seni. Dalam bidang seni rupa telah mengalami kemajuan yang pesat antara lain pahat, ukir, sulam, seni lukis, kaligrafi dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat di dinding-dinding istana kholifah, masjid, gedung yang indah dan megah. Seni ukir, kaligrafi, hasil karyanya bisa diliha di Masjid-masjid, istana kholifah dan gedung-gedung yang megah. Seni sulam menghiasi permadani, pakaian, hiasan dinding dan sebagainya. Demikian juga dengan seni lainnya diantaranya :
-          Seni Lukis mengalami kemajuan dan lahirlan pelukis terkenal yang bernama Abdul Karim mansur yang nama aslinya Firdaussi. Beliau yang pertama kali membuat buku bergambar di dunia ini dengan judulnya Syah Nama. Buku ini telah disalin kedalam bahasa Perancis, Inggris dan Jerman.
-          Seni Bangunan, berdiri gedung-gedung yang kokoh dengan arsiteknya yang indah dan megah, antara lain : istana Raja, Masjid, dan lain-lain.
-          Seni Suara, Seni Musik dan Seni Tari juga mengalamii kemajuan sebagai bukti muncullah penyanyi-penyanyi terkenal, sekolah, sekolah musik dan pabrik-pabrik alat musik. Demikian juga dengan seni bahasa, bermuncullah sastrawan-sastrawan terkenal.



BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Banyak sekali perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada masa dinasti Abbasiyyah diantaranya:
a)      Ilmu Pengetahuan Islam dan Umum.
1.      Ilmu Tafsir.
2.      Ilmu Hadist.
3.      Ilmu Fiqih.
4.      Ilmu Tasawuf.
5.      Fisafat Islam.
6.      Kedokteran.
7.      Matematika.
8.      Sejarah.
b)      Kebudayaan.
1.      Seni Lukis.
2.      Seni Bangunan.
3.      Seni Suara.

B.     Saran.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, jadi baik untu guru pengajar dan pembaca untuk memberi kritikan dan saran agar makalah ini bisadi perbaiki untuk masa yang akan datang.



Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu