Ketika Aku Meyakinkanmu
Entah dari mana aku tak tau. Intinya kali ini aku akan
menceritakan sosok perempuan penyabar yang menemaniku hampir 3 tahun ini. Aku tak tahu mengapa aku harus menceritakannya. Eku hanya
ingin meluapkan semua apa yang telah menjadi beban selama ini. Entah beban
seperti apa akupun juga tidak tau.
Kisahku ini termasuk hal yang lucu, aku Cuma tau sosok
wanita itu lewat layar HP tepatnya di aplikasi blackberry messenger pada waktu
kelas 3 sekolah menengah pertamaku. aku membuka pembicaraan ketika dia
melakukan BC (broadcast). Padahal aku tidak mengenalnya sebelumnya. tapi, aku
membuka pembicaraan itu dengan menyebut nama BBMnya.
Aku basa-basi dengan membuka pembicaraan siapa namamu?. Dimana
rumahmu?. Dan ketika aku menanyakan dimana dia sekolah, aku sempat kaget. Karen
tak di sangka dia satu lingkungan sekolah denganku, dia bilang kalau masuk
kelas matematika, dia mempunyai pangkat KETUA KELAS.
Aku sempat bingung. Padahal aku satu sekolah kenapa aku
tidak pernah tau bahkan melihanya, 3 tahun satu sekolah tidak pernah tahu
seperti apa orangnya. padahal sama-sama ketua kelas. Dia ketua kelas di MTK
(matematika), dan aku ketua kelas di PAI (Pendidikan Agama Islam).
Ketika ada hal yang harus di ketahui oleh semua murid,
terkadang guru memanggil setiap perwakilan kelas, Lebih-lebih ketika ada kelas
meeting. Tapi kenapa aku tidak pernah
melihatnya ketika semua ketuka kelas berkumpul. Dia mengetahuiku waktu
berkumpul, dan aku tidak mengetahuinya. Sumpah
aku tidak pernah menyangka itu, padahal sama-sama ketua kelas.
Pada waktu itu aku termasuk orang yang sedikit bisa di
katakan populer (ketawa). Karena meskipun aku tidak tahu nama mereka tapi
mereka tau namaku. Bahkan dia tau nama dan seperti apa bentukku tapi mungkin
sekilas saja., karena aku jarang keluar kelas, jadi wajar jika dia mengetahuiku
hanya sekilas saja.
Setelah aku mengetahui jika dia sekolah satu sekolah denganku, aku melanjutkan ke
topik yang lain. Setiap hari hanya berbasa-basi sambil tertawa dengan topik
yang tidak jelas tapi itu menurutku asyik. Sehingga terbawa perasaan. Tapi perasaanku
tidak untuk memilikinya.
Pada waktu awal aku
putus dengan pacarku.
Entah apa yang merasukiku sehingga aku ingin memiliki dia. Tapi
aku tidak bisa mengungkapkannya secara langsung. Aku malu untuk mengungkapkan
perasaan padanya. Untung aku kenal dengan salah satu sahabat dia, sehingga aku
bisa mengelurkan semua yang membebani perasaanku pada waktu itu.
sampai akhirnya aku
bertaruhan dengan sahabatnya, jika dia menerimaku aku akan memberikan ice
cream, dan begitupun sebaliknya.jika dia tidak menerimaku maka sahabat dia yang
memberikanku ice cream.
Yang angat lucu menurutku ketika aku menyatakan perasaaanku
lewat sahabat dia. Ketika sahabat dia memberitahukan tentang perasaanku itu,
dia bilang “kenapa tidak langsung mengatakan padaku”. Perasaanku bercampur
aduk. perasaan maluku yang membuat perasaanku bercampur aduk.
Tapi aku membuang jauh-jauh rasa maluku itu agar bebanku
terobati. Aku memberanikan diri untuk menyatakan perasanku. Aku tidak takut
akan jawaban dia jika dia menolakku. Tapi yang jelas aku berani untuk
mengungkapkan perasaanku padanya.
Mulai mengungkapkan
perasaan.
Ketika aku mengungkapkan perasaanku. Dia menjawab takut
untuk pacaran. Dia takut karena takut ijazah dia tidak di kasih jika ketahuan
berpacaran. Tapi aku tidak pernah menyerah, aku berusaha meyakinkannya akan
tetapi dia tetap takut. Dan aku mempunyai rencana untuk berpacaran secara
sembunyi-sembunyi. Aku bersyukur akhirnya dia menyetujuinya,kita sepakat untuk
berpacran sembunyi-sembunyi.
Jika dulu cahattingan panggil nama setelah jadian kita
panggil sayang-sayangan. Setiap hari perhatian mulai tumbuh sehingga dulu hanya
basa-basi tapi sejak jadian malah sibuk untuk saling perhatian. Aku tidap
pertnah lupa dengan kata yang dia kirimkan “
inget! Kamu juga jangan ganjen sama cewek laen” sambil diberi emot
cemberut.
Setiap hari waktuku banyak di habiskan dengannya melalui
chattingan, terkadang kita break chatting ketika salah satu dari kita ada
pekerjaan yang harus di selesaikan. Setiap hari pun begitu.
“ jik ingin membuat mereka percaya padamu. Maka,buatlah mereka
yakin ”
Maafkan jika masih ada kesalahan kata.
Sudah dulu ya. Kita lanjutkan ceritanya di lain hari.
0 Komentar