GEMPA
Makalah Tentang Gempa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Gempa”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki
untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gempa Bumi
B. Jenis-Jenis
Gempa Bumi
C. Gelombang
Seismik
D. Penyebab
Terjadinya Gempa Bumi
E. Akibat
Gempa Bumi
F. Cara
Mengukur Gempa Bumi
G. Lapisan
Gempa Bumi Dunia
H. Cara
Antisipasi Gempa Bumi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu Geografi
merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang bumi, termasuk gejala –
gejala alam dan manusia, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi dan
kependudukan.
Gempa bumi merupakan peristiwa alam
yang sangat menghancurkan dan sulit atau bahkan tidak bisa dideteksi.
B.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan pada rumusan latar
belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dalam hal ini dapat diketahui suatu
masalah sebagai berikut :
a) Apakah
yang dimaksud dengan gempa bumi?
b) Apa
saja jenis – jenis gempa bumi?
c) Apakah
yang dimaksud dengan gelombang seismik?
d) Apakah
penyebab dan akibat dari gempa bumi tersebut?
e) Bagaimana
cara mengukur kekuatan gempa?
f) Dimana
lokasi gempa dunia?
C.
Tujuan.
Tujuannya adalah
untuk memberikan informasi tentang gempa bumi, baik penyebab dan akibat gempa
tersebut, maupun jenis – jenisnya, serta lokasi gempa dunia dan lain-lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gerakan keras dan
terjadi secara tiba – tiba dibawah permukaan bumi disebut gempa bumi.
Kadangkala bumi bergoncang hebat, sehingga bangunan rumah dan gedung – gedung
runtuh, jalan dan jembatan rusak serta saluran air dan kawat listrik putus.
Gempa merupakan peristiwa alam yang
sangat menghancurkan. Gempa terjadi tidak dengan peringatan atau tanda – tanda
awal, tetapi berlangsung begitu saja. Getaran dahsyat dapat mengguncang dan
membelah bumi. Akibatnya, bangunan – bangunan dipermukaan bumi rusak dan
hancur. Contoh : Gempa di kota Tangshan, Cina Utara, pada bulan Juli 1976
dengan korban meninggal sebanyak 242.000 jiwa. Gempa terdahsyat dalam dua abad
terakhir ini berkekuatan 8,3 Skala Richter; Gempa di wilayah Bali pada bulan
Januari dan April 2004. Gempa pada bulan Januari 2004 berkekuatan 6,1 Skala
Richter. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan , rumah penduduk, dan
beberapa warga terluka, terutama di Karangasem , Bali.
Kejadian gempa,
baik ringan maupun dasyat, masih merupakan misteri sampai tahun 1960-an. Para
ahli seismologi selama beberapa tahun melakukan penelitian mengenai gempa yang
terjadi. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pusat gempa di
permukaan bumi yang disebut episenter berada di sepanjang jalur perbatasan
lempeng kerak bumi.
B.
Jenis – jenis Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi oleh beberapa
penyebab. Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
1.
Gempa Tektonik
Kebanyakan gempa
bumi terjadi disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan – gerakan sepanjang
sesar atau retakan kerak bumi. Gejala tektonik ini merupakan bagian yang
dipelajari dalam teori lempeng tektonik. Menurut teori lempeng tektonik
pembentukan batuan baru terus – menerus berlangsung pada lapisan kerak bumi.
Materi batuan dari bagian bumi yang sangat dalam muncul di sepanjang punggung
bukit di dasar laut. Akibatnya, materi batuan yang lama terdesak oleh materi
batuan baru. Pelebaran dasar laut terjadi akibat peristiwa ini. Munculnya
materi batuan baru menyebabkan gerakan lempeng – lempeng benua. Lempeng –
lempeng benua ini ada yang bergerak saling mendekat ( tabrakan ), saling
menjauh ( pelebaran ) dan saling bersinggungan( sesar ).
2.
Gempa Vulkanik
Gempa yang
menggoncang bumi dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api.
Letusan gunung api terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam bumi
menerobos keatas pada lapisan kerak bumi. Gempa vulkanik mungkin terasa sangat
keras didaerah sekeliling gunung api. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai
dalam radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang.
3.
Gempa runtuhan
Selain gempa
tektonik dan gempa vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan
batuan bagian atas. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga
dibawah tanah. Rongga-rongga bawah tanah yang berupa gua-gua juga dapat
terbentuk oleh pelarutan batuan kapur. Apabila rongga-rongga bawah tanah itu
runtuh,bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya
paling lemah bila dibandingkan kedua gempa di atas.
C.
Gelombang Seismik
Gempa yang
mengguncang bumi getarannya dapat dirasakan dalam radius jarak yang jauh.
Mengapa demikian? Karena,gempa menciptakan sebuah gelombang yang disebut gelombang
seismik(gelombang gempa). Gelombang seismik ini merambat ke segala arah dari
sumber atau titik asal gempa di bawah tanah. Gelombang seismik dapat
diibaratkan gelombang yang terjadi bila kerikil yang dijatuhkan ke genangan
air. Gelombang sesmik ada yang merambat lewat bagian dalam bumi dan ada yang
merambat sepanjang permukaannya. Dengan alat pengukur gempa, ahli geologi telah
mengidentifikasi tiga jenis gelombang seismik yaitu :
1.
Gelombang pertama yang mencapai seismograf
adalah gelombang primer (P). Gelombang primer mempunyai sifat yang sama seperti
gelombang bunyi yang merambat melalui udara. Gelombang primer (P) merupakan
bentuk gelombang kompresi yang merambat melalui batuan dengan memanfaatkan dan
memuaikan batuannya sendiri.
2.
Gelombang kedua adalah gelombang sekunder (S)
yang merambat menembus batuan dengan gerakan naik turun.
3.
Bila gelombang P dan S mencapai permukaan,
sebagian berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga yang merupakan
gelombang permukaan.
Gelombang P
merambat paling cepat dan mudah merambat pada zat padat dan cair, sedangkan gelombang
S hanya merambat pada zat padat dengan kecepatan di bawah gelombang P.
Perambatan gelombang makin cepat apabila batuan makin rapat dan keras.
Gelombang permukaan mempunyai kecepatan paling lambat, tetapi mempunyai tenaga
paling merusak. Gelombang ini dapat mengelilingi bumi beberapa kali sebelum
mereda.
Gelombang seismik
memancar dalam tiga dimensi dari sumber gempa. Gelombang yang mencapai
episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi yang berada tepat di atas
sumber gempa di dalam bumi, kemudian menyebar dalam lingkaran konsentris.
D.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa
bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi itu terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di
perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya
terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Besar
kemungkinan terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam
mengalami transisi fase pada pedalaman lebih dari 600 KM. Beberapa gempa bumi
lain juga dapat terjadi karena bergeraknya magma di dalam gunung berapi. Gempa
bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (namun jarang) juga terjadi karena menumpuknya masa air
yang sangat besar di balik Dam, seperti Dam Karabia, Zambia, Afrika. Sebagian
lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi ( atraksi) cairan dari
atau ke dalam bumi. Contoh pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi
dan di Rocky Mountain Orsenal. Terakhir gempa juga dapat terjadi dari peledakan
bahan peledak. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan
juga Seismisitas Terinduksi.
E.
Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi dapat
menimbulkan bencana lingkungan berupa banjir besar yang menimbulkan celah
permukaan bumi, tanah longsor, penurunan/ pengangkatan lapisan tanah,
pencairan, atau pelumeran tanah, serta gempa susulan. Salah satu dampak yang
paling merusak dari gempa bumi di daerah pantai adalah terjadinya tsunami
(bahasa Jepang: gelombang pelabuhan )
F.
Cara Mengukur Gempa
Para ilmuwan
mengukur kekuatan gempa dengan dua cara. Pertama, menggunaka alat pengukur yang
disebut Skala Richter. Mereka mengukur jumlah energy gempa yang dilepaskan
dengan member sekala 0 sampai dengan 9. Gempa berkekuatan Skala Richter berarti
100 juta kali kuatnya dari gempa berskala 1.
Kedua, Skala
Mercalli mengukur jumlah kerusakan gempa dan memberi skor dari 1 sampai dengan
12. Skor 1 berarti gempa tidak berbahaya, tetapi skor 12 berarti gempa merusak
seluruh bangunan.
G.
Lokasi Gempa Bumi Dunia
Lapisan kerak
bumi terdiri atas beberapa lempeng. Lempeng-lempeng yang membentuk lapisan luar
bumi tidak bersifat diam, tetapi bergerak perlahan dengan kecepatan 10 cm
pertahun. Geraka lempeng-lempeng tektonok ini ada yang saling bertabrakan, saling
menjauh dan saling bergesekan. Di sepanjang perbatasan dua lempeng merupakan
lokasi atau sumber gempa bumi yang paling sering terjadi. Selain gempa bumi,
disepanjang perbatasan itu juga merupakan jalur gunung api. Dengan demikian,
sumber gempa bumi dapat dikatakan identik dengan jalur gunung api.
H.
Antisipasi Terhadap Gempa Bumi
Upaya Pengurangan Bencana Gempa
Bumi:
·
Menjaga kelestarian lingkungan
·
Tidak merusak hutan
·
Tidak merusak alam sehingga keseimbangan alam
selalu terjaga
·
Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan
getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
·
Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar
kualitas bangunan.
·
Pembangunan fasilitas umum dengan standar
kualitas yang tinggi.
·
Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah
ada.
·
Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi
tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
·
Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan
penggunaan lahan.
·
Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa
bumi.
·
ikut serta dalam pelatihan program upaya
penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam
kebakaran dan pertolongan pertama.
·
Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan
penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
·
Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih
anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
·
Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana
dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
·
Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan
penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
·
Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih
anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas terdapat
beberapa kesimpulan yaitu:
1.
Gempa
bumi adalah getaran yang terjadi
permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi).
2.
Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa
vulkanik.
3.
Gempa
bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
B.
Saran
Saran yang dapat disampaikan
penulis sebagai berikut:
Untuk
mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan kapan
dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1.
Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika
terjadi gempa bumi.
2.
Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3.
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat
diisi) barangbarang yang sangat dibutuhkan di
tempat pengungsian.
Sumber: https://slashb5.wordpress.com
Editor: MID group
0 Komentar