MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Sejarah Kedatangan Islam di Malaysia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “sejarah Kedatangan
Islam di Malaysia”.
Makalah ini dibuat dari berbagai buku dan juga ada referensi dari
internet.
Penulis menyadari adanya kekurangan yang terdapat didalam makalah ini.
Untuk itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya untuk makalah ini. Kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.Sejarah Masuknya Islam ke Malaysia
B. Islam Masa Malaya Kolonial
C. Kebangkitan Islam di Malaysia
D. Dinamika Islam di Negara Malaysia Kontenporer
E. Islam Sebagai Identitas Melayu
F. Persaingan Antara UMNO dan PAS dalam Isu Islamisasi
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra kolonialisme
dan dalam batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad dua puluh, kekuatan
dan sumbangan Islam bagi perubahan sosial politik selama ini sering diabaikan,
sehingga muncullah pergolakan-pergolakan di dunia Islam mengalami kebangkitan
termasuk di Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang
terletak di semananjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya
mayoritas Islam dan konstitusi sebagai agama resmi negara, sehingga syariat
Islam ditegakan dengan baik dan benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa
para pedagang yang mempunyai semangat
yang tinggi dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka
yang saat itu sebagai pusat perdagangan. Karena memang jalur perdagangan
merupakan salah satu media yang efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan
ajaran Islam.
Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat heterogen
terutama bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di
Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan
suku Bugis dan Makassar, banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai salah satu
negara yang masyarakatnya dominan muslim, namun tentu masih saja menimbulkan
pertanyaan mengenai tempat asal datangnya Islam di sana dan bagaimana pola
perkembangannya.
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya
institusi-institusi dengan baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam
sosial keagamaan, politik, ekonomi dan lain-lainnya, sebagai contoh sebuah
oposisi Islam berkembang yaitu organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO)
berusaha menyokong oposisi keagamaannya sendiri melalui perekrutan tokoh-tokoh
agama dan berjanji memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-Melayu Islamic
Party (P.M.I.P) yang menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim
terhadap warga cina dan India. Orientasi keislaman P.M.I.P tidak hanya
kepedulian ekonomi tetap juga kepedulian terhadap Perkembangan Islam
Malaysia dewasa ini semakin menunjukkan
adanya pluralitas keberagamaan yang dapat memberi perlindungan bagi masyarakat
non melayu yang pada umumnya menganut agama non Islam, sehingga mereka hidup
berdampingan satu sama lain tanpa menimbulkan gejolak.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas oleh penulis adalah:
1. Bagaimana sejarah masuknya
Islam ke Malaysia?
2. Bagaimana Islam pada masa
kolonial di Malaysia?
3. Bagaimana Kebangkitan Islam di Malaysia?
4. Bagaimana Islam pada masa
Malaysia konterporer?
5. Bagaimana Islam sebagai
identitas Melayu?
6. Bagaimana persaingan UMNO
dan PAS dalam isu Islamisasi?
C.
Tujuan penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui
bagaimana sejarah masuknya Islam ke negara Malaysia
Dan bagaimana perkembangan Islam di Malaysia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Masuknya Islam ke
Malaysia
Tidak adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke Malaysia, menyebabkan
munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana Islam pertama kali
menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di Malaysia
Kedatangan dan Perkembangan ( Abad 7-20
M), beragumen bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke 7 M.
Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad
tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu, dimana
Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab
yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut,
menurut Azmi tentu juga singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang di Malaysia.
Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya
Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan : para pedagang Arab singgah di
pelabuhan-pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan
sementara menanti perubahan angin mosun. Ada diantara mereka yang singgah di
pelabuhan-pelabuhan tanah melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Oleh yang
demikian bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad
ke 7 M. Namun pendapat / teori ini masih sangat meraguakan karena hipotesis
tersebut terlalu umum dan masih dapat diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi , dalam bukunya Islam Comes To
Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar abad ke 8 H ( 14
M). Ia berpegang pada penemuan batu bersurat
di daerah Trengganu yang bertanggal 702 H ( 1303 M). Batu bersurat tersebut di
tulis dengan aksara Arab. Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang
memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan
Islam dan ajaran Rasulullah Saw.Dan
pada sisi lainnya memuat 10
aturan dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.
Selain itu, Majul juga berpendapat bahwa Islam pertama kali tiba di
Malaysia sekitar abad ke 15 dan 16 M. Namun pendapat Fatimi dan Majul, juga
tidak dapat diterima, karena ada bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa
Islam telah sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H( abad 10 M).
Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris,
Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan
tersebut tertulis nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu Husayn syah yang meninggal pada
tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da’i
keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam tlah datang ke
Malaysia pada sekitar abad ke 3 H( 10 M).
Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan
daerah yang tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan
layak dijadikan sebagai tempat
persinggahan pedagang- pedagang yang menggunakan sungai Kedah.
Disekitar makam tersebut juga terdapat
banyak batu nisan dan ini memperlihatkan bahwa tempat tersebut merupakan sebuah
perkampungan lama bagi orang Islam dan menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah
adalah tempat persinggahan pedagang- pedagang Arab dan Persia.
Sejauh menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama
sekali tidak dapat dikesampingkan. Karena koversi Melayu terjadi terutama
selama periode kesultanan Malaka pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun 1402
hingga 1511 M. Malaka dalam sejarah di nukilkan bahwasanya pembentukan dan
pertumbuhannya disinyalir ada kaitannya dengan perang saudara dikerajaan
Majapahit setelah kematian Hayam Wuruk ( 1360-1389 M). Pada tahun 1401 M
meletus perang saudara untuk merebut tahta kerajaan antara Wira Bumi dengan
raja Wikrama Wardhana. Dalam perang tersebut Parmewara ( Putra Raja Sriwijaya
dari Dinasti Seilendra) turut terlibat karena ia menikahi salah seorang putri
Majapahit. Oleh karena pihak yang ia bantu mengalami kekalahan maka parmewara
dan pengikutnya melarikan diri kedaerah Tumasik (singapura) yang berada di
bawah kekuasaan empair Siam pada saat itu.
Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan,
diperintah oleh seorang wakil raja Siam yag bernama Tamagi. Oleh karena
inginkan kekuasaan akhirnya Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi
penguasa di Temasek. Peristiwa terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam.
Kemudian memutuskan untuk menuntut balas atas kematian Tamagi. Parmewara dan
para pengikutnya mengundurkan diri ke Muar dan akhirnya sampai ke Malaka.
Malaka ketika itu merupakan sebuah kampung kecil yang didiami oleh sebagian
kecil kaum- kaum nelayan yang kerja mereka sebagian perampok kapal-kapal dagang
yang datang dari Barat ke Timur. Sesampainya di Malaka, parmewara dilantik
menjadi penguasa oleh pengikut-pengikutnya dan penduduk asli disana, dan
kemudian mendirikan kerajaan Malaka pada tahun 1402 M.
Menurut ahli sejarah, ada beberapa faktor yang meyebabkan Parmeswara
memilih Malaka sebagai kediamannya, antara lain:
·
Malaka mempunyai lahan datar yang luas, sesuai
dijadikan tempat tinggal dan kawasan cocok tanam.
·
Bukit-bukit yang berada berdampingan tanah datar
dapat digunakan sebagai benteng keselamatan dan pertahanan.
·
Letaknya bertentangan dengan Sumatera yang kaya
dengan keperluan perdagangan seperti beras, lada hitam, kapur, emas dan
lain-lain.
Faktor yang terpenting sekali,
karena kedudukan Malaka di tengah-tengah perjalanan laut antara Asia Barat
Farsi, India dan Cina. Sangat strategis dijadikan sebagai pelabuhan perantara
atau pelabuhan internasional.
Berdasarkan faktor-faktor yang ada Malaka tumbuh dengan pesat terutama
dalam bidang perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan
yang bertaraf internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang-orang
Arab dan khususnya para pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah
tersebut dan melakukan transaksi perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan
tempat di Malaka tak kala seorang ulama dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz
berhasil mengislamkan Parmewara pada tahun 1414 M ( abad ke 15 ).
Setelah Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan Megat
Iskandar Shah. Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar
Shah adalah orang pertama kali di kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam.
Selanjutnya ia memerintahkan segenap warganya menjadi muslim. Dalam proses
Islamisasi berikutnya, para Sultan memberi dukungan yang besar dengan turut
meningkatkan pemahaman tentang Islam dan berpartisipasi dalam pengembangan
wacana, kajian dan pengamalan Islam.
Dalam sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari sultan
pertama dan sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap ajaran
Islam. Banyak di antara mereka yang berguru kepada ulama-ulama yang terkenal.
Sebagai contoh sultan Muhammad Shah berguru kepada Maulana Abdul Aziz, Sultan
Mansur Syah berguru kepada Kadi Yusuf dan Maulana Abu Bakar. Dengan adanya para
Sultan tersebut belajar Islam dengan para ulama-ulama yang ada saat itu dan
telah memiliki pengetahuan agama yang luas maka para sultan tersebut
sebagaimana yang diungkapkan oleh A.C Milner dalam bukunya Islam and The Muslim
State menjelaskan , bahwasanya Sultan Malaka sebagai orang yang telah
mengajarkan pengetahuan Agama Islam kepada para raja di negeri-negeri melayu
lainnya.
Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam,
pada gilirannya turut pula mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan
berdakwah. Selain rakyat Malaka menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula
orang luar yang datang ke Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan
Kalijaga, dua ulama terkenal di pulau Jawa menamatkan pengajiannya di Malaka.
Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya Islamisasi makin berkembang
setelah sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450 menyatakan Islam
sebagai agama resmi kerajaan Malaka, sultan Muzzafar shah juga telah menyusun
perundang-undangan di negerinya yang sebagian isinya di warnai oleh ajaran
Islam, yang mana undang-undang tersebut dikenal dengan nama Hukum kanun Malaka.
Hukum kanun Malaka tersebut menjadi kitab sumber hukum dalam menangani beberapa
pekara hukum di kesultanan Malaka. Dengan demikian , Malaka dapat dianggap
sebagai kerajaan Melayu pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai
unsur-unsur syari’ah Islam.
Hukum kanun Malaka pada fase berikutnya banyak memberikan pengaruh pada
Undang-undang negara-negara Melayu lainnya. Karena Undang-undang ini kemudian
menjadi acuan dalam penulisan sejumlah kitab hukum di negeri-negeri Melayu
lainnya, seperti kitab Hukum Pahang, UU Sembilan Puluh Sembilan Perak, Buku
Hukum Kedah dari 1650-1784 dan buku Hukum Kedah 1789. Sehingga dapat
dibayangkan bahwa undang-undang Melayu lainnya juga sarat dengan unsur syari’ah
Islam.
B.
Islam Masa Malaya Kolonial
Kolonialisasi tanah Melayu telah menyebabkan nilai-nilai dan tatanan
Islam dalam kehidupan masyarakat tradisional Melayu mengalami kemerosotan.
Kebijakan kolonial portugis selama 130 tahun sejak 1511 cenderung mencegah
penyebaran Islam dan perkembangan usaha dagang Muslim. Namun Portugis gagal
dalam usaha ini terutama karena terus menerus mendapat perlawanan orang Melayu.
Belanda yang datang setelah mengalah Portugis pada tahun 1641 agak lebih
toleran kepada para penguasa Melayu. Pada tahun 1795 Belanda dapat ditaklukan
oleh kekuasaan Inggris. Di bawah kolonialisasi Inggris, perkembangan ajaran
agama Islam dan pengaruhnya pada kehidupan Melayu menjadi terbatas .
Ada beberapa aspek yang dapat dicatat mengenai intervensi kolonial
sehingga ruang gerak, perkembangan, dan pelaksanaan Islam menjadi terbatas,
antara lain mengangkut hukum Islam menjadi terbatas , antara lain menyangkut
hukum Islam menjadi terbatas, antara lain menyangkut hukum Islam, paradigma
politik Islam serta munculnya permasalahan terkait dengan demografi penduduk.
Pertama, berkaitan dengan perkembangan hukum Islam. Sebagaiman dijelaskan
sebelumnya hukum Islam menempati posisi dasar dikesultanan-kesultanan Melayu.
Namun demikian, setelah kekuasaan kolonial mulai kokoh melalui perjanjian pihak
Inggris berhasil menekan para penguasa Melayu untuk menerima semua usulan
Inggris dalam berbagai hal, termasuk yang berkaitan dengan hukum Islam. Pada
saat yang sama , kolonial Inggris memperkenalkan dan menerapkan sistem hukum
dan admistrasi hukum sipil yang berbeda dengan sistem hukum dan pengadilan
Islam.
Kedua, dampak lain yang juga terkait dengan kolonialisasi Inggris adalah
kemerosotan paradigma politik Islam. Menurut Azyumardi Azra: Kolonialisme yang
kemudian disusul dengan penyebaran gagasan-gagasan dan konsep politik modern,
seperti nasionalisme merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kemerosotan
paradigma politik islam di kawasan ini sebagaimana direfleksikan dalam bahasa
politik yang digunakan.
Ketiga, aspek lain dari kebijakan Inggris yang relevan dengan pembahasan
ini adalah masalah Demografi. Pada saat yang sama dengan pembatasan pelaksanaan
hukum islam, demografi mengalami perubahan. Masyarakat menjadi lebih pluralis
akibat imigrasi besar-besaran orang-orang non muslim Cina dan India yang
sengaja didatangkan Inggris untuk bekerja disektor industri, pertambangan dan
perkebunan.
Apa arti ini bagi perkembangan Islam dalam sebuah negara yang akan
terbentuk? Pluralitas masyarakat dengan multi agama dan budayanya jelas menjadi
penghambat bagi perkembangan ajaran agama Islam. Karena berbagai aspek yang
terkait dengan masyarakat yang berbeda agama dan budaya perlu menjadi
pertimbangan dalam merumuskan setiap kebijakan dan peraturan kenegaraan pada
sebuah negara yang baru tebentuk. Sehingga dampaknya setiap kebijakan dan
aturan bersifat netral. Karena keberpihakan pada ajaran agama, prinsip hukum
dan budaya tentu akan dinilai mendeskreditkan yang lain. Dengan demikian,
itulah salah satu sebab mengapa sistem pemerintahan , bentuk negara dan sistem
hukum yang berlaku pada negara Malaysia tidak dapat menerapkan kembali sistem
pemerintahan dan hukum yang pernah berlaku pada masa kesultanan.
C.
Kebangkitan Islam di Malaysia.
Pengamalan islam menjadi lebih tampak jelas terutama setelah kebangkitan
Islam di Malaysia yang terjadi pada tahun 1970-an. Dan mencapai puncaknya pada
tahun 1980 an. Kebangkitan Islam di Malaysia terlihat jelas pada upaya muslim
Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam secara lebih serius seperti: aktif
solat berjemaah di masjid, menghadiri wirid pengajian, banyak beramal sholeh,
mengucapkan salam saat bertemu, berhati-hati saat membeli makanan agar tidak
termakan pada yang haram, memakai busana muslim seperti jubah, jilbab atau baju
kurung dan telekung bagi wanita, memakai sarung, serban dan peci atau pakaian
lainnya yang jelas jelas mencirikan ketaatan sebagai muslim.
Gerakan kebangkitan islam juga terlihat dikalangan mahasiswa di
kampus-kampus Malaysia. Dikalangan mahasiswa terdapat sekelompok-sekelompok
pengajian yang dikenal dengan’dakwah’.Mereka secara aktif mengadakan pengajian,
puasa bersama, sholat malam bersama, dan tidak jarang juga mengadakan zikir dan
renungan malam bersama. Hal yang sama juga terjadi di kalangan mahasiswa yang
belajar diluar negeri, baik yang belajar di inggris maupun di amerika.
Dilatar belakangi oleh pendekatan dan pandangan internasionalis FOSIS
yang umum tentang islam, sementara mahasiswa asal Malaysia membutuhkan
persiapan diri untuk perjuangan islam di Malaysia setelah kembali, diawal tahun
1975, dua organisasi islam yang baru yang lebih militan terbentuk dikalangan
mahasiswa Malaysia di London, yaitu Suara Islam dan Islam Representation
Council (IRC). Berpegang pada
ajaran-ajaran al-maududi, serta terinspirasi dari jamaah islami dari
Indo-Pakistan dan Ikhwan al- muslimin dari mesir, para mahasiswa yang tergabung
dalam duaorganisasi ini menjadi punya interpresentasi Islam yang radikal.
Terutama Suara Islam,saat itu berobsesi untuk melaksanakan perjuaangan islam di
Malaysia (revolusiislam), dengan perjuangan ideology yang akan menyoroti
konflik fundamental antara cara islam dan bukan islam.
Berbeda dengan suara Islam, IRC dengan mengikuti garis Ikhwanus muslimin,
berupaya mendirikan sel-sel rahasia sebagai alat terbaik untuk menyebarluaskan
ajaran Islam.Strategi mereka adalah menyelinap kedalam organisasi yang ada dan
berupaya memprakarsai perubahan melalui partai politik islam, IRC menekankan
pendidikan, dengan menyebarluaskan alternative islam sebagai milik tunggal
jalan sejati menuju cara hidup yang sempurna, melalui pembentukan dan
penyebaran sel-sel rahasia kecil di kalangan mahasiswa. Dengan demikian
terlihat bahwa gerakan mahasiswa luar negeri yang bergabung dengan
organisasi-organisasi kemahasiswaan islam nampak lebih ekstrim dan memilih nada
yang radikal karena terpengaruh oleh gerakan islam yang lebih fundamental
separate ikhwan al-muslimin yang berpusat di mesir, dan jamaah islam di
Pakistan. Saat ini mereka kembali ke Malaysia pada paruh atau akhir tahun
1970-an panggilan bagi pembentukan sebuah Negara islam dengan al-quran dan
sunnah sebagai undang-undang dasarnya, mulai mendominasikan perbendaharaan
dakwah.
Selain itu mahasiswa yang mempunyai kesadaran islam yang begitu tinggi
ini, saat telah kembali ke Malaysia, mengabdi kepada Negara dan masyarakatnya.
Dengan demikian, kebangkitan islam di Malaysia yang terlihat dari kesadaran
muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam yang lebih serius, juga turut
menguat nuansa islam di Malaysia, ditambah lagi oleh kenyataan bahwa bersamaan
dengan kebangkitan islam tersebut terdapat himbawan dan tuntunan agar pemerintah memperlihatkan
kebijakan dan program-program yang lebih
islami.
D. Dinamika Islam di Negara
Malaysia Kontenporer.
Kuatnya nuansa dan etos Islam di Malaysia
dapat ditunjukkan dengan melihat kenyataan bahwa dibandingkan dengan sejumlah
negara yang puya jumlah penduduk Muslim dan non-muslim yang hampir seimbang,
hanya Malaysia yang memberikan banyak tekanan pada simbol-simbol, lembaga dan
pengamalan islam. Kenyataan ini dapat dilihat terutama sejak kebangkitan Islam
di Malaysia yang berlangsung sejak tahun 1970-an dan mencapai puncaknya pada
tahun 1980-an. Hal ini dapat dibuktikan mulai dari deklarasi pemerintahan untuk
merevisi sistem hukum nasionalagar lebih selaras dengan Hukum Islam (1978).
Deklarasi pemerintahan untuk menyusun kmbali moel dan sistem ekonomi Malaysia
menjadi model Islam (1980) selanjutnya diikuti oleh penyediaan infrastruktur
dan institusi-institusi Islam seperti Bank IslamAsuransi Islam, Pegadaian
Islam, Yayasan Ekonomi Islam, pembentukan kelompok Smber Daya Islam seta
kelompok Khusus Penegakaan Islam(1981-1982), Pembangunan Sekolah Guru Islam
(1980), pengadaan tempat yang permanen untuk Kamp Training Islam Internasional
(1982), kesponsoran pemerintah terhadap Rumah Sakit Pusat Islam (1983),
Pendirian Universitas Islam
Internasional (1983), deklarasi resmi tentang ‘Islamisasi Tubuh Pemerinthan’
(1984) deklarasi bahwa ‘Hanya Islam yang mendapat jatah waktu siaran i Radio
dan TV Malaysia’(1988).
Dalam perkembangan terakhir,
dukungan pemerintah terhadap Islam dapat dilihat dari pembangunan secara
besar-besaran pusat Islam di Putrajaya, serta intensifikasi program-program dan
kegiatan keislaman melalui lembaga itu.
Mengapa nuansa islam kelihatan
lebih kuat di Malaysia dibanding dengan Indonesia yang penduduknya 88% beragama
islam? Hal ini disebabkan oleh faktor sejarah perkembangan Islam yang telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan politik melayu sejak masa
kesultanan Malaka. Kendati demikian, kuatnya etos Islam di Malaysia hanya bisa
dipahami secara berarti dan realistis jika dihubungkan dengan banyak faktor
lain yang telah memperkuat pengaruh islam dalam berbagai fase sejarah malaysia.
E. Islam Sebagai Identitas
Melayu
Sejak periode paling awal
Malaysia, islam telah mempeunyai ikatan yang erat dengan politik dan masyarakat
Melayu. Islam bagi orang melayu, bukan hanya sebatas keyakinan, tetapi juga
telah menjadi identitas mereka, dan menjadi dasar kebudayaan melayu. Pakaian
tradisional melayu, misalnya telah disesuaikan dengan apa yang telah dianjurkan
oleh islam. Berbaju kurung dan rok panjang bagi wanita yang disertai dengan
tutup kepala yang bermaksud untuk menutup aurat. Pakaian laki-laki juga di
sesuaikan dengan tuntunan ajaran Islam. Disepanjang sejarah, hubungan yang
sangat erat antara islam dengan kebudayaan dan identitas melayu ini merupakan
sesuatu yang diterima secara umum. Identitas melayu islam diantaranya bisa
dilekatkan pada hakikat kepemimpinan politik melayu tradisional (kesultanan)
yang dipimpin oleh sultan.
Dalam bidang politik
pemerintah, juga terdapat konsepsi dan pemikiran politik yang dipengaruhi oleh
olehber sah lainnya. Sebagai ajaran
islam. Sehingga tradisi politik Melayu yang berbasis Hindu-Budha sebelum
kedatanga islam telah digantikan dengan ide-ide yang diilham oleh Quran dan
sumber-sumber lainnya. Sebagai contoh, bila sebelum kedatangan Islam, terkenal
slogan ‘Pantang Melayu Menderka’ karena ketaatan orang melayu yang membuat
para-para penguasa mereka sebagai akibat dari pandangan mitologis terhadap
raja, begitu mereka menerima islam , mereka membrikan persyaratan tertentu bagi loyalitas mereka terhadap
penguasa. Sehingga slogan melayu yang telah dikenal luas itu diubah menjadi
pepatah ‘Raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah’ ini berart
bahwa kekuasaan Melayu bukan tana batas,
telah didefenisikan secara secara luas dalam ayat al-quran membaa pesan “tidak
ada ketundukan kepada makhluk jika hal itu menyebabkan keingkaran kepada
khalik”
Penjajahan melayu oleh inggris
telah menyebabkan kelemahannya nilai-nilai Islam yang telah meresap dalam
tatanan mesyarakat tradisional melayu. Penjajahan itu tidak terbatas hanya pada
aspek ekonomi dan politik saja, tetapi termasuk juga penjajahn pemikiran dan
kebudayaan. Kolonial Inggris membuat pemisahaan yang jelas antara agama dan
negara. Pelaksanaan hukum Islam di negara negara bagian malaysia pada masa
kesultanan, telah berobah dibawah pengaruh inggris. Inggris menggantikan sistem
hukum islam dengan keinginannya.
Kekuatan lainnya terkait
dengan identitas melayu islam yang penting untuk disebutkan disini adalah
adanya hubungan interaksi antara agama dan etnisitas Melayu. Menurut Konstitusi
Malaysia“Malay means a person who professes, conform to Malay customs”. Bila
dicermati secara tajam, defenisi ini punya konotasi politis dan ekonomi serta
konsekuensi-konsekuensi logis tertentu. Yang perlu menjadi catatan dalam hal
ini adalah adanya kesadaran yang kuat dikalangan Melayu akan identifikasi Melay
dan Islam. Oleh karena itu, kolerasi melyu islam telah menjadi alat dan sarana
yang ampuh bagi politisi melayu dalam menyatukan dan merangkul komunitasnya.
Meninggalkan partai yangberbasis melayu (UMNO/PAS) dapat dianggap melemahkan
komunitas melayu islam, konsekuensinya akan terancam oleh orang-orang kafir.
Sebaliknya, kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik untuk membantu orang-orang
melayu dapat dimaknai sebagai sarana untuk mempertahankan dan memperkokoh agama
islam. Dari sinilah salah satunya terlihat maniferstasi dari identifikasi
Melayu Islam.
F. Persaingan Antara Partai UMNO dan PAS dalam Isu Islamisasi
Sebagaimana yang telah dijelaskna di atas, kekutan islam di Negara
Malaysia tidak dapat dipisahkan dari beberapa faktor kausal, kondisional dan
kontekstual serta peristiwa-peristiwa yang telah memperkuat pengaruh dan peran
islam dalam berbagai fase sejarah Malaysia. Ini berkaitan, tidak hanya dengan
identifikasi melayu islam, keberpihakan konstitusi pada islam, dan kebijakan
pemerintah pasca kerusuhan etnis 1969, tetapi juga terkait dengan situasi
kebangkitan islam di tingkat global dan nasional, serta adanya kompetisi
panjang UMNO-PAS dalam mencari dukungan dan legitimigasi melayu.
Kompetisi atau persaingan antara partai pemerintah (UMNO) dengan partai
Oposisi Islam ( PAS) turut punya andil yang relative besar dan memperkuat etos
keislaman di Negara Malaysia. PAS adalah partai yang memperjuangkan islam,
bermaksud membentuk Negara islam dan melaksanakan syariat islam di dalamnya.
Massa pendukungnya adalah orang-orang melayu muslim. Sementara UMNO adalah partai pemerintah yang pemimpinnya
memegang jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan. Mayoritas pendukungnnya
adalah juga Melayu Muslim yang menginginkan terciptanya suasana dan kondisi
islam di Negara tersebut.
Partai PAS sebenarnya terlahir dari partai UMNO.Partai ini, tepatnya
dilahirkan oleh ulama-ulama dalam UMNO yang bersebrangan pemikiran dengan
partai itu.Kelahiran PAS sebagai sebuah partai politik disinyalir
dilatarbelakangi oleh karena beberapa orang ulama dalam UMNO yang mempunyai
komitmen kuat terhadap Islam, merasakan islam tidak mendapat tempat dan
perhatian dari partai itu. Dengan demikian, bila kelahiran UMNO bertujuan untuk
menentang Uni Malaya yang diinisiasi kolonial inggris dan memperjuangkan
kemerdekaan, maka kelahiran PAS bertujuan memenuhi ruang kosong, dalam rangka
memperjuangkan Islam yang dilihat kurang mendapatkan perhatian dalam perjuangan
UMNO. Dari sinilah akan dilihat perbedaan dasar UMNO-PAS terhadap islam, suatu
perbedaan yang menjadi dasar kritik dan koreksi PAS terhadap kebijakan dan
pelaksanaan pemerintahan UMNO.
UMNO tidak lari dari hakikat
landasan perjuangan yang begitu kental dengan identitas nasionalisme. Menurut
John Funston :”UMNO tidak mempunyai ideology melainkan perkara-perkara yang
samar”. Menurutnya lagi :boleh dikatakan UMNO mempunyai ideologi yang
jelas mengenai satu isu saja yaitu mengenai semangat nasionalisme
melayu. UMNO berpegang pada satu konsep
sempit bangsa melayu dan sebenarnya lebih bersifat komunal daripada yang
terlihat.
Berbeda dengan UMNO, komitmen PAS terhadap islam sangat besar. Dalam
perjuangannya, PAS secara konsisten menyokong sebuah Negara islam dan aturan
sosial berdasarkan hukum syariat serta mengutuk westenisasi, sekularisasi,
materialisasi, kesenjangan ekonomi dan sosial dan politik otoriterianisme.
Sebagai partai yang berideologi islam, PAS menjadikan islam sebagai cita-cita
umatnya serta pedoman yang mempengaruhi pandangan, prilaku, kebijakan dan aksi
politiknya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari sejarah perkembangan
dasar perjuangan PAS sejak semula, PAS adalah partai politik yang
memperjuangkan islam tulen. Sedangkan UMNO, sejak didirikan sampai saat ini,
merupakan sebuah partai praktis tanpa suatu ideologi yang jelas, yang dapat
dijadikan sebagai dasar perjuangannya, kecuali nasionalisme melayu. Ini tentu
saja menjadi sasaran empuk kritik fundamuntalis islam. PAS sebagai partai
oposisi yang berideologi islam tentu saja berada pada barisan terdepan dalam
memperjuangkan tegaknya nilai-nilai islam di Negara itu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tidak adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke Malaysia,
menyebabkan munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana Islam pertama
kali menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di Malaysia
Kedatangan dan Perkembangan ( Abad 7-20
M), beragumen bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke 7 M.
Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad
tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu, dimana
Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab
yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut, menurut
Azmi tentu juga singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang di Malaysia.Sejalan
dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya Perspektif
Islam di Malaysia, menegaskan : para pedagang Arab singgah di
pelabuhan-pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan
sementara menanti perubahan angin mosun. Ada diantara mereka yang singgah di
pelabuhan-pelabuhan tanah melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Oleh yang
demikian bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad
ke 7 M. Namun pendapat / teori ini masih sangat meraguakan karena hipotesis
tersebut terlalu umum dan masih dapat diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi , dalam bukunya Islam Comes To
Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar abad ke 8 H ( 14
M). Ia berpegang pada penemuan batu
bersurat di daerah Trengganu yang bertanggal 702 H ( 1303 M). Batu bersurat
tersebut di tulis dengan aksara Arab. Pada sebuah sisinya memuat pernyataan
yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada
keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah Saw.Dan
pada sisi lainnya memuat 10
aturan dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.Selain itu, Majul
juga berpendapat bahwa Islam pertama kali tiba di Malaysia sekitar abad ke 15
dan 16 M. Namun pendapat Fatimi dan Majul, juga tidak dapat diterima, karena
ada bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai ke Malaysia
jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H( abad 10 M). Pendapat terakhir ini berdasarkan
pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris, Kedah pada tahun 1965. Pada
batu nisan tersebut tertulis nama Syekh
Abdu Al Qadir Ibnu Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut
sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da’i keturunan Persia. Penemuan
ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar
abad ke 3 H( 10 M).
Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan
daerah yang tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan
layak dijadikan sebagai tempat
persinggahan pedagang- pedagang yang menggunakan sungai Kedah.disekitar
makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan dan ini memperlihatkan bahwa
tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan lama bagi orang Islam dan
menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah tempat persinggahan pedagang-
pedagang Arab dan Persia.
B.
Saran
Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca tentang
makalah ini.
Sumber: http://ilkom2c.blogspot.co.id
Editor: MID group.
0 Komentar